Jakarta, Antara Jateng - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan aplikasi untuk Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT) haruslah yang bermanfaat bagi masyarakat di desa sesuai kebutuhannya.
Menkominfo menyampaikan hal itu di hadapan 23 peserta pengembang aplikasi SDBT yang kini tengah berkompetisi di Jakarta, Selasa.
"Yang kita cari aplikasi yang bermanfaat bagi masyarakat di desa sesuai kebutuhannya. Penilaian jangan Jakarta," katanya.
Ia mengatakan, para pengembang aplikasi harus memahami daerah secara benar baik karakteristiknya maupun teknologinya, sehingga aplikasi yang diwujudkan benar-benar dapat bermanfaat.
Kompetisi SDBT merupakan upaya menjaring aplikasi yang mantinya dapat bermanfaat bagi tiga kategori desa yaitu desa pertanian, desa nelayan dan desa pedalaman. Kompetisi tersebut kini menyisakan 23 peserta yang akan melakukan presentasi.
Ke-23 pengembang aplikasi untuk SDBT tersebut nantinya akan dipilih enam aplikasi untuk diujicobakan di tiga desa percontohan, untuk desa pertanian, desa pedalaman dan desa nelayan.
Dari 23 peserta tersebut, lima di antaranya aplikasi untuk desa pedalaman yaitu Postmecare, Hukaku, Nusantara Beta Studio, SES dan SOS Desaku.
Sedangkan untuk desa pertanian terdapat 12 aplikasi yaitu 8 village Petani, BISO, e-TaniPintar, Jejaringnet, lelanik, Kul Desak, Layer Farm, MyAgri Mobile Learning for Farming, Panen.id, Silat Medan IT, Second Vision Corp, Situbondo Smart.
Sementara aplikasi untuk desa nelayan 8 Village Nelayan, JukuTech Sahabat Pulau, AngsuCorp, Singa Laut, Senusa ID dan Smar Fisherman.