MERS di Korsel, Satu Pasien Tulari 82 Orang
London, Antara Jateng - Seorang pasien dengan tingkat penularan tinggi di unit gawat darurat rumah sakit di Korea Selatan menularkan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) pada 82 orang hanya dalam tiga hari, kata peneliti.
Mereka yang tertular termasuk pasien, pengunjung dan pekerja kesehatan, dan keadaan itu diperparah oleh kepadatan pasien dan pengunjung di rumah sakit tersebut, kata peneliti, yang temuannya disiarkan dalam jurnal kesehatan "The Lancet" pada Jumat.
Kajian itu menunjukkan potensi wabah MERS dari penyebar tunggal, kata peneliti, dan harus menjadi peringatan bahwa selama virus itu beredar di Timur Tengah, pemerintah dan penyedia layanan kesehatan harus disiapkan.
MERS pertama kali muncul pada manusia pada 2012 dan menyebar di Arab Saudi dan negara tetangga sejak saat itu.
Penyakit itu disebabkan oleh coronavirus dari keluarga sama seperti SARS (Sindroma Parah Pernapasan). Virus itu, di mana pasien mengalami penyakit pernapasan akut dengan demam, batuk dan masalah pernapasan, telah menyebar ke 27 negara dan menewaskan sampai 40 persen dari mereka yang terinfeksi.
"Kesiapan darurat dan kewaspadaan di rumah sakit, laboratorium dan lembaga pemerintah sangat penting untuk pencegahan wabah besar tidak hanya dari infeksi (MERS), tetapi juga penyakit menular lainnya yang muncul," kata Doo Ryeon Chung dan Yae-Jean Kim, profesor di departemen penyakit menular di Seoul Samsung Medical Center.
Kajian mereka menganalisis secara rinci wabah MERS di Korea Selatan antara bulan Mei dan Juli 2015, ketika 186 kasus dikonfirmasi dalam waktu dua bulan. "Indeks pasien", atau Pasien 1, adalah seorang pria berusia 68-tahun yang telah ke Bahrain, Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Qatar dari 18 April hingga 3 Mei sebelum kembali ke Korea Selatan.
Dia pertama kali mengunjungi Samsung Medical Center, sebuah rumah sakit besar dengan ruang gawat darurat yang merawat lebih dari 200 pasien per hari, pada 17 Mei. Ia diisolasi hari berikutnya dengan dugaan MERS dan akhirnya didiagnosis dengan MERS pada 20 Mei.
Tapi sebelum tiba di rumah sakit itu, Pasien 1 tersebut sudah menularkan virus ke beberapa orang di rumah sakit lain, termasuk seorang pria berusia 35 tahun atau Pasien 14 - dengan siapa ia berbagi bangsal.
Pasien 14 kemudian dirawat di Samsung Medical Center tanpa pengetahuan tentang kemungkinan paparan MERS pada 27 Mei - dan pasien inilah yang menyebabkan pecah timbulnya wabah di Samsung.
Dalam penyelidikan retrospektif, termasuk peninjauan cctv dan catatan kesehatan, para peneliti memperkirakan 1.576 orang terpapar dengan Pasien 14 di ruang gawat darurat. Dari jumlah tersebut, 33 pasien, delapan staf dan 41 pengunjung terinfeksi pada masa 27-29 Mei.
Mereka yang tertular termasuk pasien, pengunjung dan pekerja kesehatan, dan keadaan itu diperparah oleh kepadatan pasien dan pengunjung di rumah sakit tersebut, kata peneliti, yang temuannya disiarkan dalam jurnal kesehatan "The Lancet" pada Jumat.
Kajian itu menunjukkan potensi wabah MERS dari penyebar tunggal, kata peneliti, dan harus menjadi peringatan bahwa selama virus itu beredar di Timur Tengah, pemerintah dan penyedia layanan kesehatan harus disiapkan.
MERS pertama kali muncul pada manusia pada 2012 dan menyebar di Arab Saudi dan negara tetangga sejak saat itu.
Penyakit itu disebabkan oleh coronavirus dari keluarga sama seperti SARS (Sindroma Parah Pernapasan). Virus itu, di mana pasien mengalami penyakit pernapasan akut dengan demam, batuk dan masalah pernapasan, telah menyebar ke 27 negara dan menewaskan sampai 40 persen dari mereka yang terinfeksi.
"Kesiapan darurat dan kewaspadaan di rumah sakit, laboratorium dan lembaga pemerintah sangat penting untuk pencegahan wabah besar tidak hanya dari infeksi (MERS), tetapi juga penyakit menular lainnya yang muncul," kata Doo Ryeon Chung dan Yae-Jean Kim, profesor di departemen penyakit menular di Seoul Samsung Medical Center.
Kajian mereka menganalisis secara rinci wabah MERS di Korea Selatan antara bulan Mei dan Juli 2015, ketika 186 kasus dikonfirmasi dalam waktu dua bulan. "Indeks pasien", atau Pasien 1, adalah seorang pria berusia 68-tahun yang telah ke Bahrain, Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Qatar dari 18 April hingga 3 Mei sebelum kembali ke Korea Selatan.
Dia pertama kali mengunjungi Samsung Medical Center, sebuah rumah sakit besar dengan ruang gawat darurat yang merawat lebih dari 200 pasien per hari, pada 17 Mei. Ia diisolasi hari berikutnya dengan dugaan MERS dan akhirnya didiagnosis dengan MERS pada 20 Mei.
Tapi sebelum tiba di rumah sakit itu, Pasien 1 tersebut sudah menularkan virus ke beberapa orang di rumah sakit lain, termasuk seorang pria berusia 35 tahun atau Pasien 14 - dengan siapa ia berbagi bangsal.
Pasien 14 kemudian dirawat di Samsung Medical Center tanpa pengetahuan tentang kemungkinan paparan MERS pada 27 Mei - dan pasien inilah yang menyebabkan pecah timbulnya wabah di Samsung.
Dalam penyelidikan retrospektif, termasuk peninjauan cctv dan catatan kesehatan, para peneliti memperkirakan 1.576 orang terpapar dengan Pasien 14 di ruang gawat darurat. Dari jumlah tersebut, 33 pasien, delapan staf dan 41 pengunjung terinfeksi pada masa 27-29 Mei.