Semarang (ANTARA) - Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di Kota Semarang oleh pemerintah setempat, Perum Bulog, distributor pangan dan pelaku usaha telah menyalurkan setidaknya 13 ton beras Program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, menjelaskan bahwa GPM itu merupakan bagian dari pelaksanaan GPM serentak di 7.285 kecamatan seluruh Indonesia dalam rangka memperingati HUT Ke-80 Kemerdekaan RI
Di Kota Semarang, kegiatan dipusatkan di Kampung Lasipin RT.03/RW.04, Kelurahan Karangturi Kecamatan Semarang Timur, Sabtu, yang dihadiri langsung Wali Kota Semarang Agustina bersama wakilnya, Iswar Aminuddin.
Selain beras, masyarakat juga dapat membeli komoditas strategis lain seperti minyak goreng, gula, telur, cabai dan sayuran dengan harga di bawah pasaran.
"Program ini diharapkan membantu menjaga daya beli masyarakat, terutama di tengah potensi fluktuasi harga pangan," katanya.
Pada kesempatan tersebut, ia melakukan "teleconference" dengan Menteri Dalam Negeri RI serta berkomunikasi secara virtual dengan lima kecamatan perwakilan di Kota Semarang, yakni Kecamatan Genuk, Semarang Barat, Ngaliyan, Banyumanik dan Gajahmungkur.
Ia menegaskan komitmen Pemerintah Kota Semarang menjaga ketahanan pangan dan menekan laju inflasi dengan menghadirkan pangan murah yang mudah diakses masyarakat.
"Ketahanan pangan harus dijaga detik demi detik. Mekanisme pasar memang mempengaruhi harga, tapi dengan gotong royong pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, kita bisa memastikan pasokan tetap stabil," katanya.
Menurut dia, Semarang sebagai kota metropolitan memiliki tantangan dalam penyediaan pangan karena sebagian besar wilayah telah beralih fungsi menjadi kawasan industri dan permukiman.
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan produksi lokal. Oleh karena itu, pemkot memperkuat rantai distribusi dan cadangan pangan agar masyarakat tidak kesulitan memperoleh bahan pokok," katanya.
Selain GPM, Pemkot Semarang terus menggulirkan berbagai inovasi pengendalian harga dan penyediaan pangan, seperti Gerakan Kempling Semar (Ketahanan Pangan Keliling Semarang) dan kerja sama dengan aplikasi Lumpang Semar untuk mempermudah distribusi.
"Semua program ini bagian dari upaya kolektif untuk menghadirkan pangan yang aman, sehat dan terjangkau," katanya.
Kegiatan tersebut, kata dia, menjadi bukti nyata kolaborasi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sehingga mengajak seluruh pihak untuk menjadikan GPM sebagai momentum memperkuat ketahanan pangan daerah.
"Dengan semangat gotong royong dan inovasi, kami pastikan Semarang selalu siap menghadapi tantangan pangan di masa depan," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan intensifkan pengawasan pangan di pasar tradisional