Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengajak masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memperkuat gerakan donor darah sukarela sebagai wujud kepedulian sosial yang berdampak besar bagi keselamatan warga.
“Donor darah yang dilakukan secara ikhlas dan berkelanjutan telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan transfusi darah,” katanya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Bupati Banyumas Dwi Asih Lintarti pada kegiatan Temu Silaturahmi Penggerak Donor Darah Sukarela dan Apresiasi Kepada Donor Darah Ke-125 Kali di Purwokerto, Banyumas, Minggu.
Ia mengatakan, satu kantong darah dapat membantu lebih dari satu pasien, sehingga penderma yang telah mencapai 125 kali donor dinilai memiliki kontribusi besar bagi kesehatan masyarakat.
Ia mengharapkan dedikasi itu menjadi motivasi bagi warga lain untuk rutin mendonorkan darah.
Menurut dia, donor darah tidak hanya bermanfaat bagi penerima, juga berdampak positif bagi kesehatan penderma.
Oleh karena itu, kata dia, pola donor teratur dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat serta menumbuhkan empati sosial.
“Perubahan zaman dan tantangan kesehatan masyarakat akan terus berkembang, sehingga komitmen bersama mendukung gerakan donor darah sukarela harus semakin kokoh,” katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan Pemerintah Kabupaten Banyumas bersama Palang Merah Indonesia (PMI) memberikan penghargaan kepada donor 125 kali sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian mereka.
“Penghargaan ini mungkin tidak sebanding dengan manfaat yang dirasakan masyarakat, namun semoga menjadi penyemangat untuk terus melakukan kebaikan,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua I PMI Kabupaten Banyumas Dibyo Yuwono mengatakan PMI memberikan penghargaan khusus kepada 77 donor darah sukarela yang telah melakukan donasi minimal 125 kali.
“Apresiasi ini adalah bentuk penghargaan bagi pahlawan-pahlawan yang terus berdonor darah tanpa batas,” katanya.
Menurut dia, penghargaan tersebut merupakan inisiatif PMI Banyumas karena secara nasional penghargaan tertinggi baru diberikan Presiden kepada pendonor 100 kali.
Saat ini, kata dia, terdapat sekitar 200 pendonor 100 kali asal Banyumas yang masih menunggu penghargaan Satyalancana Kebaktian Sosial.
Ia mengatakan, rekor donasi terbanyak di Banyumas dipegang Gregorius Rudy Katopo dengan 264 kali donor.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi 298 penggerak donor darah yang berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan harian darah sekitar 230 kantong.
Pada kesempatan sama, Dibyo melaporkan Unit Donor Darah (UDD) PMI Banyumas telah mendapat sertifikat CPOB, Akreditasi Paripurna, dan ISO, sehingga menjadi satu dari 10 UDD PMI di Indonesia yang dapat mengekspor plasma darah ke Korea Selatan.
“Sudah sembilan kali pengiriman (plasma darah ke Korea Selatan) dengan total 1.292 liter,” katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala UDD PMI Banyumas Winda Astuti mengatakan penghargaan donor darah sukarela 125 kali (DDS 125) merupakan inovasi daerah dan baru dilakukan beberapa UDD di Indonesia.
Menurut dia, sebagian besar DDS 125 kali berusia di atas 50 tahun mengingat proses untuk mencapai jumlah tersebut membutuhkan waktu panjang.
“Penghargaan ini diharapkan memberi semangat bagi para donor untuk terus mendonorkan darah,” katanya selaku Ketua Panitia Penyelenggara kegiatan tersebut.
Salah seorang penerima penghargaan DDS 125, Herman Hariyanto (70) mengaku telah mendermakan darah hingga 168 kali sejak tahun 1981.
Menurut komitmen itu berawal dari janji ketika istrinya dalam kondisi kritis dan membutuhkan transfusi darah.
“Saat itu saya janji kalau istri saya sembuh, saya harus jadi donor darah sukarela. Dan itu saya jalani sampai sekarang,” katanya.
Herman mengharapkan semakin banyak masyarakat tergerak menjadi donor sebagai wujud kepedulian sesama.


