Solo (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi mengancam menindak tegas orang yang menimbun obat-obatan, alat kesehatan, dan oksigen dalam situasi pandemi COVID-19.
"Kami memantau, banyak beredar isu dan oknum tertentu yang menimbun obat-obatan, alat kesehatan, dan oksigen. Jika ketahuan menimbun akan ditindak tegas," kata Kapolda usai menghadiri Apel Pasukan Gabungan Satgas Penanganan COVID-19 Kota Surakarta, di Solo, Selasa.
Menurut Kapolda, obat-obatan, alat kesehatan, dan oksigen saat seperti ini sangat dibutuhkan sehingga tidak etis jika ada masyarakat yang berusaha untuk menimbun.
Baca juga: Dinkes Surakarta: Penanganan pasien COVID-19 terkendala stok oksigen
Direktorat Kriminal Khusus Polda Jateng, katanya, sudah melakukan pemetaan, apabila menemukan masyarakat yang mencoba menimbun alat kesehatan, obat-obatan, dan oksigen akan ditindak tegas sesuai hukum.
Polda Jateng kini tengah mengawasi kebutuhan oksigen dan pengawalan, termasuk rumah sakit mana saja yang menjadi prioritas. Contohnya, di Jateng ada 99 RS yang menjadi objek penanganan COVID-19.
"Jika kebutuhan oksigen kurang akan membeli dari Gresik dan Cilegon, tetapi semuanya hingga sekarang masih terkendali. Saya sebelumnya sudah rapat dengan Pak Gubernur, semua akan dilakukan secara bersama-sama. Pemerintah pusat akan melakukan dropping terkait kebutuhan oksigen," kata Kapolda.
Selain itu, Polda Jateng dan Kodam IV Diponegoro telah menyiapkan sopir untuk dropping oksigen di provinsi ini. Jadi tidak hanya pengawalan, tetapi saat pendistribusian barang kepolisian ikut terlibat sebagai satgas.
"Apalagi ada yang sampai menimbun barang, jangan sampai melakukan parktik itu. Masyarakat tidak perlu membeli tabung oksigen sendiri. Kami penuhi kebutuhan rumah sakit terlebih dahulu, karena sangat memerlukan," kata Kapolda.
Selain itu, Polda Jateng menilai berita hoaks masih menjadi prioritas penanganan. Jadi saat ini banyak beredar berita hoaks yang membuat kegaduhan, keresahan, dan memutarbalikkan fakta.
"Tolong masyarakat diimbau untuk memberikan masukan kepada kami dan dicek kebenaran sehingga berita hoaks dapat ditanggulangi dan akan disidik Direktorat Kriminal Khusus. Penanganan sesuai hukum yang berlaku," katanya.
Baca juga: Pemerintah impor tabung oksigen bagi pasien COVID-19
"Kami memantau, banyak beredar isu dan oknum tertentu yang menimbun obat-obatan, alat kesehatan, dan oksigen. Jika ketahuan menimbun akan ditindak tegas," kata Kapolda usai menghadiri Apel Pasukan Gabungan Satgas Penanganan COVID-19 Kota Surakarta, di Solo, Selasa.
Menurut Kapolda, obat-obatan, alat kesehatan, dan oksigen saat seperti ini sangat dibutuhkan sehingga tidak etis jika ada masyarakat yang berusaha untuk menimbun.
Baca juga: Dinkes Surakarta: Penanganan pasien COVID-19 terkendala stok oksigen
Direktorat Kriminal Khusus Polda Jateng, katanya, sudah melakukan pemetaan, apabila menemukan masyarakat yang mencoba menimbun alat kesehatan, obat-obatan, dan oksigen akan ditindak tegas sesuai hukum.
Polda Jateng kini tengah mengawasi kebutuhan oksigen dan pengawalan, termasuk rumah sakit mana saja yang menjadi prioritas. Contohnya, di Jateng ada 99 RS yang menjadi objek penanganan COVID-19.
"Jika kebutuhan oksigen kurang akan membeli dari Gresik dan Cilegon, tetapi semuanya hingga sekarang masih terkendali. Saya sebelumnya sudah rapat dengan Pak Gubernur, semua akan dilakukan secara bersama-sama. Pemerintah pusat akan melakukan dropping terkait kebutuhan oksigen," kata Kapolda.
Selain itu, Polda Jateng dan Kodam IV Diponegoro telah menyiapkan sopir untuk dropping oksigen di provinsi ini. Jadi tidak hanya pengawalan, tetapi saat pendistribusian barang kepolisian ikut terlibat sebagai satgas.
"Apalagi ada yang sampai menimbun barang, jangan sampai melakukan parktik itu. Masyarakat tidak perlu membeli tabung oksigen sendiri. Kami penuhi kebutuhan rumah sakit terlebih dahulu, karena sangat memerlukan," kata Kapolda.
Selain itu, Polda Jateng menilai berita hoaks masih menjadi prioritas penanganan. Jadi saat ini banyak beredar berita hoaks yang membuat kegaduhan, keresahan, dan memutarbalikkan fakta.
"Tolong masyarakat diimbau untuk memberikan masukan kepada kami dan dicek kebenaran sehingga berita hoaks dapat ditanggulangi dan akan disidik Direktorat Kriminal Khusus. Penanganan sesuai hukum yang berlaku," katanya.
Baca juga: Pemerintah impor tabung oksigen bagi pasien COVID-19