Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli mengingatkan pentingnya kepedulian seluruh pihak baik itu pemerintah, lingkungan sekolah termasuk di dalamnya para guru, seluruh anggota keluarga, serta lingkungan tempat tinggal untuk terus mendampingi pertumbuhan dan perkembangan masa depan anak.
Kepedulian tersebut sangat diperlukan, apalagi para orang tua dan guru, saat ini dihadapkan dengan kompetitor "kelas berat", seperti gawai, televisi, dan media sosial, ditambah keberanian yang tinggi anak untuk "berselancar".
Anak-anak laiknya terjun bebas di pasar internet dan luapan informasi, sehingga kita para orang tua dan guru harus membekali mereka dengan modal berupa nilai-nilai kebenaran, kejujuran, etika, dan budaya kepada anak, agar tidak tersesat dan salah jalan.
Bekal tersebut dibutuhkan untuk mengisi software anak, sehingga hardware yang diimplementasikan dalam tingkah laku dan kepribadian anak sesuai yang diinginkan seperti berbagi kebahagiaan karena mereka memiliki kebahagiaan dari dalam diri mereka.
Seperti halnya orang mewakafkan tanah, tentu hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki tanah. Begitu juga dengan kita akan berbagi dengan apa yang dimiliki, sehingga harus dipersiapkan agar mereka memiliki kebahagiaan untuk dapat dibagi dengan lingkungan sekitar.
Hal lain yang perlu diberikan kepada anak yakni banyak pengalaman di berbagai hal, sehingga dapat menjadi bekal anak untuk menentukan masa depan mereka dengan beraneka pilihan.
Pengalaman tersebut berupa kesempatan untuk membuka diri dan belajar banyak hal, sehingga anak berani bermimpi, berani mencoba, dan tidak takut salah.
Kepedulian tersebut sangat diperlukan, apalagi para orang tua dan guru, saat ini dihadapkan dengan kompetitor "kelas berat", seperti gawai, televisi, dan media sosial, ditambah keberanian yang tinggi anak untuk "berselancar".
Anak-anak laiknya terjun bebas di pasar internet dan luapan informasi, sehingga kita para orang tua dan guru harus membekali mereka dengan modal berupa nilai-nilai kebenaran, kejujuran, etika, dan budaya kepada anak, agar tidak tersesat dan salah jalan.
Bekal tersebut dibutuhkan untuk mengisi software anak, sehingga hardware yang diimplementasikan dalam tingkah laku dan kepribadian anak sesuai yang diinginkan seperti berbagi kebahagiaan karena mereka memiliki kebahagiaan dari dalam diri mereka.
Seperti halnya orang mewakafkan tanah, tentu hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki tanah. Begitu juga dengan kita akan berbagi dengan apa yang dimiliki, sehingga harus dipersiapkan agar mereka memiliki kebahagiaan untuk dapat dibagi dengan lingkungan sekitar.
Hal lain yang perlu diberikan kepada anak yakni banyak pengalaman di berbagai hal, sehingga dapat menjadi bekal anak untuk menentukan masa depan mereka dengan beraneka pilihan.
Pengalaman tersebut berupa kesempatan untuk membuka diri dan belajar banyak hal, sehingga anak berani bermimpi, berani mencoba, dan tidak takut salah.