Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V Dewi Setyowati di Semarang, Selasa, menyebutkan berdasarkan hasil SKDU, penurunan kegiatan dunia usaha tersebut terlihat di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan, khususnya subsektor tanaman pangan. Kemudian di sektor industri pengolahan khususnya subsektor makanan, minuman, dan tembakau.
"Kegiatan usaha di Jawa Tengah pada triwulan IV-2012 tercatat 19,41 persen atau turun 6,31 poin jika dibandingkan triwulan III-2012. Sementara secara nasonal tercatat 11,74 persen. Dari hasil survei, juga terlihat adanya penurunan pertumbuhan PDRB Jawa Tengah pada triwulan IV-2012 sebesar 3,3 persen dibandingkan triwulan III-2012," katanya.
Dewi menjelaskan penurunan kegiatan usaha di sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan disebabkan oleh faktor siklus musiman, karena memasuki masa tanam atau masa tunggu panen.
Sementara penurunan kegiatan usaha di sektor industri pengolahan disebabkan oleh menurunnya pola permintaan masyarakat pasca-Ramadhan dan perayaan Idul Fitri.
"Seiring dengan menurunnya kegiatan dunia usaha tersebut, kapasitas produksi para pelaku usaha tercatat 75,97 persen atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya 78,46 persen. Akibatnya penggunaan tenaga kerja juga menurun," katanya.
Dewi memperkirakan penurunan kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2012 masih akan berlanjut ke triwulan I-2013, meski untuk beberapa sektor diekspektasikan meningkat, seperti sektor pertanian, sektor pengangkutan, dan komunikasi serta sektor keuangan.
Akan tetapi ekspektasi peningkatan tersebut tidak mampu "men-set off" penurunan kegiatan usaha yang terjadi di sektor perdagangan, bangunan dan sektor industri pengolahan.
Kegiatan usaha di sektor perdagangan mencatat penurunan relatif dalam (6,19 poin), yang dipengaruhi oleh ekspektasi menurunnya pola permintaan pada awal tahun.
Sementara pada sektor bangunan turun 0,98 poin dipengaruhi oleh pola penurunan realisasi proyek pemerintah dan swasta. Sedangkan untuk sektor Industri Pengolahan turun 0,92 poin, dikarenakan terkait dengan implementasi kebijakan pemerintah mengenai kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang mulai diberlakukan pada 2013, yang diperkirakan berdampak pada optimalisasi produksi pelaku usaha.
"Mayoritas responden menyatakan secara umum harga jual masih relatif stabil, kecuali di sektor pertanian, untuk komoditas tertentu terjadi peningkatan harga jual. Hal tersebut disebabkan telah terjadi penurunan persediaan dan supply barang ke pasar, akibat penurunan produksi yang dikarenakan sedang memasuki masa tanam atau masa tunggu panen," katanya.
Peningkatan harga jual beberapa komoditas di sektor pertanian, tambah Dewi juga selaras dengan kecenderungan peningkatan harga subkomoditi padi-padian dan umbi-umbian yang terjadi di Jawa Tengah, yang pada Desember 2012 mencatat inflasi 2,35 persen (quarter to quarter/q-to-q), lebih tinggi dari September 2012 sebesar 1,08 persen.