Turnomo: Konten Media Cetak Harus Investigatif
Media cetak, katanya di Semarang, Rabu, harus lebih "bermain" pada konten berita-berita investigasi, tidak lagi sekadar menyuguhkan berita lempang (hard news) di tengah kemunculan beragam media "online".
"Perkembangan teknologi informasi tak bisa dihindari, termasuk bermunculannya media 'online'," katanya berkaitan dengan Hari Pers Nasional (HPN) pada 9 Februari.
Menurut dia, media "online" unggul dalam kecepatan penyajian berita yang tidak mungkin dikalahkan oleh media cetak yang harus menunggu terlebih dulu proses pencetakan dalam menyajikan berita-beritanya.
Penyajian berita media "online", kata dia, memang sangat cepat, seperti menyangkut peristiwa yang bisa disajikan dalam waktu menit ke menit, sementara media cetak harus menunggu dulu proses cetak sebelum berita disajikan.
Namun, kata mantan Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Undip itu, proses lama yang dilalui media cetak dalam menyajikan berita juga harus menjadikannya lebih unggul dalam segi konten, kedetailan, dan data yang disajikan dalam pemberitaannya.
Meski demikian, Turnomo menilai, perkembangan teknologi informasi memang membuat perubahan perilaku masyarakat dalam mengonsumsi berita, terutama untuk kalangan muda yang lebih doyan membaca berita secara "online" melalui internet.
"Generasi-generasi internet ini setidaknya didominasi usia mahasiswa ke bawah yang sudah mulai meninggalkan media konvensional, seperti surat kabar dan majalah, dengan lebih mengandalkan berita-berita secara 'online'," katanya.
Kalau untuk generasi-generasi tua, kata pengajar Ilmu Komunikasi FISIP Undip itu, memang masih mengandalkan surat kabar, namun kondisi itu tidak akan bertahan lama karena generasi tua akan terganti dengan generasi muda.
Ia mencontohkan kondisi di Amerika Serikat, saat surat-surat kabar yang disajikan secara gratis di dalam boks di pinggir-pinggir jalan hampir tidak disentuh, sebab mereka lebih memilih mengakses berita secara "online".
"Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya terjadi di negara-negara maju, namun di seluruh negara. Karena itu, media cetak harus menyiapkan strategi untuk bertahan di era persaingan dengan media 'online'," katanya.
Ada media konvensional yang kini juga memiliki versi "online", kata dia, sebagai salah satu strategi menyikapi persaingan era internet, namun yang paling penting adalah media cetak harus menjadi "koran penelitian".
"Media cetak tidak bisa lagi mengejar kecepatan, namun bisa bermain konten. Hadirkan konten berita yang lebih diperluas (expanded), sangat detail, rinci, dan lebih investigatif. Tak bisa lagi hanya andalkan 'hard news'," kata Turnomo.