Cegah kawin anak, perlu upaya multipihak wujudkan generasi emas
Semarang (ANTARA) - Keluarga yang kuat, kokoh, dan cerdas akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan siap berkontribusi dalam pembangunan masyarakat dan negara.
Oleh karena itu, upaya mencegah terjadinya pernikahan dini merupakan salah satu yang paling mendasar dalam mewujudkan keluarga yang kuat.
Hal tersebut ditekankan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kemenag RI Prof. Kamarudin Amin, saat membuka "Seminar Nasional Cegah Kawin Anak" di Hotel MG Setos Semarang, Kamis (19/9/2024).
“Ada korelasi antara pernikahan dini dengan angka perceraian, ada korelasi antara pernikahan dini dengan stunting. Sekali lagi keluarga yang tidak siap sangat berpotensi melahirkan sejumlah persoalan keluarga yang kemudian menjadi masalah-masalah bangsa, masalah-masalah nasional yang tentu sangat kontra produktif untuk kita menuju negara bangsa yang kuat dan maju, yaitu Indonesia Emas Tahun 2045,” terangnya.
Menurutnya keluarga yang tidak siap juga berpotensi melahirkan kekerasan dalam rumah tangga, bahkan berpotensi memperbanyak kematian ibu dan anak.
Sementara, Kakanwil Kemenag Jateng Musta’in Ahmad di forum sama menyampaikan salah satu bentuk dukungan Kanwil Kemenag Jateng dalam program penurunan angka perkawinan anak adalah bersinergi dengan Dinas Perempuan dan Anak, Dinas Kesehatan, dan BKKBN Provinsi Jateng dengan menyukseskan Program “Jo Kawin Bocah”.
"Seminar Nasional Cegah Kawin Anak" diselenggarakan oleh Direktorat KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag RI dengan menghadirkan narasumber kompeten di antaranya Technical Advisor Child Protection & Child Rigsts Governance Bagus Yaugo Wicaksono, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK Woro Srihastuti, dan Kakanwil Musta’in Ahmad.
Seminar diikuti 1.000 peserta secara nasional melalui daring, serta 200 peserta secara luring, di antaranya Kepala Kankemenag Kabupaten/Kota, Dharma Wanita Persatuan Jateng, siswa-siswi MA swasta, serta MAN 1 dan 2 Kota Semarang yang terlibat langsung dengan tanya jawab. ***
Oleh karena itu, upaya mencegah terjadinya pernikahan dini merupakan salah satu yang paling mendasar dalam mewujudkan keluarga yang kuat.
Hal tersebut ditekankan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kemenag RI Prof. Kamarudin Amin, saat membuka "Seminar Nasional Cegah Kawin Anak" di Hotel MG Setos Semarang, Kamis (19/9/2024).
“Ada korelasi antara pernikahan dini dengan angka perceraian, ada korelasi antara pernikahan dini dengan stunting. Sekali lagi keluarga yang tidak siap sangat berpotensi melahirkan sejumlah persoalan keluarga yang kemudian menjadi masalah-masalah bangsa, masalah-masalah nasional yang tentu sangat kontra produktif untuk kita menuju negara bangsa yang kuat dan maju, yaitu Indonesia Emas Tahun 2045,” terangnya.
Menurutnya keluarga yang tidak siap juga berpotensi melahirkan kekerasan dalam rumah tangga, bahkan berpotensi memperbanyak kematian ibu dan anak.
Sementara, Kakanwil Kemenag Jateng Musta’in Ahmad di forum sama menyampaikan salah satu bentuk dukungan Kanwil Kemenag Jateng dalam program penurunan angka perkawinan anak adalah bersinergi dengan Dinas Perempuan dan Anak, Dinas Kesehatan, dan BKKBN Provinsi Jateng dengan menyukseskan Program “Jo Kawin Bocah”.
"Seminar Nasional Cegah Kawin Anak" diselenggarakan oleh Direktorat KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag RI dengan menghadirkan narasumber kompeten di antaranya Technical Advisor Child Protection & Child Rigsts Governance Bagus Yaugo Wicaksono, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK Woro Srihastuti, dan Kakanwil Musta’in Ahmad.
Seminar diikuti 1.000 peserta secara nasional melalui daring, serta 200 peserta secara luring, di antaranya Kepala Kankemenag Kabupaten/Kota, Dharma Wanita Persatuan Jateng, siswa-siswi MA swasta, serta MAN 1 dan 2 Kota Semarang yang terlibat langsung dengan tanya jawab. ***