Temanggung (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, merintis tanaman kopi organik bekerja sama dengan pihak swasta untuk memenuhi pasar ekspor.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto di Temanggung, Selasa, menyampaikan selama ini hasil kopi organik banyak permintaan dari luar negeri.
Ia menyampaikan tahun ini pihaknya menargetkan 200 hektare tanaman kopi organik.
Menurut dia, sampai saat ini kopi organik dihasilkan dari petani yang sudah bersertifikat, yakni di Kaloran dan Prangkokan Kecamatan Bejen, luasannya baru sekitar puluhan hektare.
"Sementara ini menghasilkan kopi organik sekitar enam sampai tujuh kuintal itu sudah rutin setiap musim," katanya.
Ia menyampaikan permintaan kopi organik selama ini adalah dari Australia, namun akhir-akhir ini juga ada permintaan dari Korea dan Jepang.
"Buyer kita semakin bertambah kalau kemarin cuma Australia, kini Korea dan Jepang juga ada permintaan. Soal harga, kami kurang tahu persis tetapi yang jelas lebih mahal dari yang bukan organik," katanya.
Harga kopi nonorganik di Temanggung saat ini sekitar Rp58.000-60.000 per kilogram.
Baca juga: Petani kopi di Pegunungan Muria diuntungkan kenaikan harga kopi