Pemkot Semarang perkuat Garpu Perak cegah kekerasan perempuan dan anak
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang memperkuat peran laki-laki melalui Forum Gerakan Pria Peduli Perempuan dan Anak (Garpu Perak) sebagai salah satu upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Selasa, mengapresiasi kolaborasi yang melibatkan kaum pria tersebut.
"Gerakan ini sangat luar biasa, terutama karena Garpu Perak juga berkolaborasi dengan Forum LPMK Kecamatan se-Kota Semarang," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
"Sehingga bapak-bapak bisa bertindak cepat jika terjadi kekerasan terhadap perempuan dan anak. Penanganannya bisa dilakukan secara komprehensif," katanya.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Penguatan Jejaring Lembaga Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang.
Pada 2023, DP3A Kota Semarang menerima aduan 227 kasus kekerasan perempuan dan anak.
Menurut dia, permasalahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), salah satunya disebabkan karena faktor ekonomi.
Karena itu, Pemkot Semarang melalui berbagai dinas terkait harus siap memberikan dukungan komprehensif, seperti pelatihan kerja bagi perempuan korban KDRT, pemberdayaan ekonomi bagi para ibu.
Ia mengatakan bahwa organisasi perangkat daerah (OPD) juga bergerak mendukung kesejahteraan keluarga yang terdampak melalui berbagai program, seperti pertanian perkotaan maupun pengembangan UMKM.
Ita juga mengharapkan perlunya keterlibatan dan kolaborasi yang lebih luas, termasuk mendorong agar perempuan berani mengungkapkan kekerasan yang dialaminya.
"Kita minta DP3A bersama Garpu Perak berkolaborasi dengan dinas-dinas lain, termasuk kecamatan dan kelurahan. Dengan begitu, masalah kekerasan perempuan dan anak di wilayah ini bisa tertangani dengan baik, dan yang terpenting, bisa dicegah agar tidak terjadi," katanya.
Forum Garpu Perak yang dibentuk berdasarkan Keputusan Wali kota Semarang Nomor 463/1173 Tahun 2023, merupakan tindak lanjut dari inisiatif serupa di Provinsi Jateng.
Melalui inisiatif tersebut, Pemkot Semarang berkomitmen untuk terus mendorong terciptanya kesadaran dan perubahan perilaku di kalangan pria agar kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat diminimalisasi sehingga kualitas hidup mereka semakin meningkat.
Sementara, Ketua LPMK kota Semarang Achmad Fuad mendukung dan menyambut baik adanya keterlibatan kaum pria dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui Garpu Perak.
"Memang perlu untuk melibatkan laki-laki dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.
Ia mengatakan bahwa laki-laki sebagai kepala keluarga harus memiliki kesadaran akan pentingnya keharmonisan keluarga.
"Perlunya penyadaran laki-laki untuk niat berkeluarga semata-mata karena Allah SWT. Kasus yang terjadi sekarang ini lebih banyak perempuan yang menjadi korban, sehingga perlu adanya edukasi bagi laki-laki," katanya.
Baca juga: Ganjar kampanyekan Garpu Perak pada Hari Ibu
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Selasa, mengapresiasi kolaborasi yang melibatkan kaum pria tersebut.
"Gerakan ini sangat luar biasa, terutama karena Garpu Perak juga berkolaborasi dengan Forum LPMK Kecamatan se-Kota Semarang," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
"Sehingga bapak-bapak bisa bertindak cepat jika terjadi kekerasan terhadap perempuan dan anak. Penanganannya bisa dilakukan secara komprehensif," katanya.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Penguatan Jejaring Lembaga Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang.
Pada 2023, DP3A Kota Semarang menerima aduan 227 kasus kekerasan perempuan dan anak.
Menurut dia, permasalahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), salah satunya disebabkan karena faktor ekonomi.
Karena itu, Pemkot Semarang melalui berbagai dinas terkait harus siap memberikan dukungan komprehensif, seperti pelatihan kerja bagi perempuan korban KDRT, pemberdayaan ekonomi bagi para ibu.
Ia mengatakan bahwa organisasi perangkat daerah (OPD) juga bergerak mendukung kesejahteraan keluarga yang terdampak melalui berbagai program, seperti pertanian perkotaan maupun pengembangan UMKM.
Ita juga mengharapkan perlunya keterlibatan dan kolaborasi yang lebih luas, termasuk mendorong agar perempuan berani mengungkapkan kekerasan yang dialaminya.
"Kita minta DP3A bersama Garpu Perak berkolaborasi dengan dinas-dinas lain, termasuk kecamatan dan kelurahan. Dengan begitu, masalah kekerasan perempuan dan anak di wilayah ini bisa tertangani dengan baik, dan yang terpenting, bisa dicegah agar tidak terjadi," katanya.
Forum Garpu Perak yang dibentuk berdasarkan Keputusan Wali kota Semarang Nomor 463/1173 Tahun 2023, merupakan tindak lanjut dari inisiatif serupa di Provinsi Jateng.
Melalui inisiatif tersebut, Pemkot Semarang berkomitmen untuk terus mendorong terciptanya kesadaran dan perubahan perilaku di kalangan pria agar kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat diminimalisasi sehingga kualitas hidup mereka semakin meningkat.
Sementara, Ketua LPMK kota Semarang Achmad Fuad mendukung dan menyambut baik adanya keterlibatan kaum pria dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui Garpu Perak.
"Memang perlu untuk melibatkan laki-laki dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.
Ia mengatakan bahwa laki-laki sebagai kepala keluarga harus memiliki kesadaran akan pentingnya keharmonisan keluarga.
"Perlunya penyadaran laki-laki untuk niat berkeluarga semata-mata karena Allah SWT. Kasus yang terjadi sekarang ini lebih banyak perempuan yang menjadi korban, sehingga perlu adanya edukasi bagi laki-laki," katanya.
Baca juga: Ganjar kampanyekan Garpu Perak pada Hari Ibu