Semarang (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Semarang mengakui bahwa sejumlah sekolah dasar (SD) negeri masih kekurangan siswa dari daya tampung berdasarkan hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024.
Kepala Disdik Kota Semarang Bambang Pramusinto, di Semarang, Rabu, mengatakan jumlah siswa yang diterima masih kurang dari daya tampung yang disediakan sejumlah SD negeri.
"Setelah pendaftaran SD selesai, kami menemukan pendaftar SD yang di bawah kuota, seperti di (Kecamatan, red.) Semarang Timur, Semarang Tengah, kemudian sebagian Semarang Selatan," katanya.
Menurut dia, kekurangan siswa di sejumlah SD negeri itu akan menjadi bahan evaluasi ke depan bagi Disdik Kota Semarang, termasuk membandingkan dengan PPDB tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau memang pendaftarnya sangat sedikit dan didata selalu seperti itu, kami evaluasi lakukan merger atau seperti apa. Kami sudah sampaikan juga ke Bu Wali Kota Semarang," katanya.
Dari laman PPDB Kota Semarang 2024, terlihat sejumlah SD negeri masih kekurangan siswa dari daya tampung yang disediakan, seperti SDN Karangtempel dengan pendaftar 16 orang dari daya tampung 28 kursi.
SDN Bugangan 02 hanya ada tujuh siswa dari daya tampung 28 kursi, SDN Bugangan 02 hanya ada 13 siswa dari daya tampung 28 kursi, kemudian SD Karangkidul dengan 10 siswa dari daya tampung 28 kursi.
Ada juga SDN Wonodri dengan 12 siswa dari 28 kursi, SDN Tambakrejo 03 dengan 12 siswa dari 28 kursi, dan masih ada sejumlah SD negeri lainnya yang jumlah siswanya masih belum memenuhi kuota yang disediakan.
Sementara itu, Ketua Panitia PPDB Kota Semarang 2024 Erwan Rachmat menegaskan tidak ada PPDB tahap kedua meski masih ada sekolah yang kekurangan siswanya pada tahun ajaran baru ini.
"Tidak ada pengumuman PPDB tahap kedua karena kan sudah diumumkan. Di situ ada cadangan, kalau tidak ada yang daftar ulang maka (cadangan, red.) akan mengisi kekosongan," katanya.
Diakuinya, memang ada sejumlah SD negeri yang masih kekurangan siswa, tetapi pihaknya tidak bisa memaksa masyarakat untuk memasukkan anaknya di sekolah-sekolah yang masih kurang siswa itu.
"Saya contohkan orang tinggal di Gunungpati, kemudian (sekolah, red.) yang masih kosong di Semarang Selatan. Orang Gunungpati disuruh mengisi sekolah di Semarang Selatan pasti tidak mau (karena jauh, red.)," katanya.
Yang jelas, kata dia, Disdik Kota Semarang akan melihat bagaimana respons masyarakat terlebih dulu, dan pastinya akan ada evaluasi terkait sekolah-sekolah yang kekurangan siswa itu.
"Kalau SMP (sekolah menengah pertama) tidak masalah. Kami juga pastikan (kekurangan siswa, red.) tidak akan mengganggu pembelajaran. Malah dengan jumlah sedikit, kualitas semakin meningkat," katanya.
Berita Terkait
SDN di Solo pastikan KBM optimal meski hanya ada dua siswa baru
Senin, 22 Juli 2024 15:48 Wib
Orang tua siswa: Putusan anulir piagam untuk PPDB terburu-buru
Senin, 15 Juli 2024 9:18 Wib
Cegah piagam palsu terulang, Pemkot Semarang evaluasi prosedur mengikuti perlombaan
Senin, 15 Juli 2024 8:13 Wib
Pemkot Semarang dampingi siswa piagam MB yang dianulir sampai dapat sekolah
Minggu, 14 Juli 2024 22:59 Wib
Ombudsman Jateng ingatkan perlu sistem validasi piagam kejuaraan secara akurat
Sabtu, 13 Juli 2024 6:01 Wib
Dampak piagam MB diduga palsu, 62 pendaftar SMA-SMK Jateng gagal daftar ulang
Jumat, 12 Juli 2024 21:40 Wib
Wali Kota Semarang jadi orang tua asuh anak tunanetra tertolak PPDB
Jumat, 12 Juli 2024 15:56 Wib
Pemprov Jateng anulir piagam kejuaraan MB diduga palsu untuk PPDB
Rabu, 10 Juli 2024 20:52 Wib