Semarang (ANTARA) - Sistem kelompok yang mengutamakan kepercayaan dan penilaian karakter dari masing-masing anggota menjadi kunci keberhasilan pembiayaan nasabah inklusi BTPN Syariah.
Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Area Semarang, Budi Harto di Semarang, Jawa Tengah, Selasa, mengatakan program pembiayaan untuk wanita prasejahtera berdaya di lembaga keuangan ini mengharuskan keanggotaan dengan sistem berkelompok.
"Para anggota kelompok yang menyeleksi calon anggota yang akan bergabung," katanya.
Menurut dia, kepercayaan dan karakter menjadi kunci utama kelompok nasabah tersebut.
"Perkumpulan menjadi menjadi wadah BTPN Syariah dalam memberdayakan dan mendampingi masyarakat inklusi," tambahnya.
Para anggota kelompok tersebut, lanjut dia, yang nantinya bertugas untuk mendisiplinkan anggotanya dalam membayar angsuran pinjaman maupun selalu mengikuti kegiatan kelompok yang digelar tiap dua pekan.
Salah satu nasabah prasejahtera yang berkembang setelah 11 tahun menjadi nasabah BTPN Syariah yakni Sukempi Nugraheni.
Ketua Kelompok Pemberdayaan Sentra Bulu Lor, Kota Semarang, tersebut memulai usaha toko bahan kebutuhan pokok dengan pinjaman Rp500 ribu.
Saat ini, Sukempi yang telah beralih usaha menjual es batu mampu meraih omzet hingga Rp1,1 juta per hari.
"Dulu hanya meminjam Rp500 ribu, sekarang sudah Rp35 juta untuk modal usaha," katanya.
Sukempi selalu mendorong para anggota kelompoknya untuk selalu berdisiplin dalam membayar angsuran serta hadir di pertemuan yang digelar tiap dua pekan.
BTPN Syariah sendiri telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp83,76 miliar bagi 24 ribu nasabah di Kota Semarang selama kuartal I 2024.
Baca juga: BTPN Syariah umrahkan tujuh nasabah prasejahtera di Kabupaten Semarang