Semarang (ANTARA) - Rapor Pendidikan dan literasi-numerasi menjadi perhatian umum terlebih ketika mayoritas capaian numerasi madrasah di Banyumas menunjukkan warna merah.
Padahal, untuk menentukan 1 Ramadhan, kapan hari raya, menentukan kewajiban zakat, kapan waktu shalat, bahkan membagi warisan, semuanya membutuhkan numerasi.
Bagi madrasah, sangat dibutuhkan kreativitas guru dalam menyusun modul ajar yang mengembangkan kemampuan numerasi peserta didik.
Pemikiran inilah yang melatari terbentuknya komunitas belajar (kombel) “Mandiri Berprestasi” Kabupaten Banyumas. Tim ini beranggotakan lima orang yakni Charis Munandar - Pengawas MI Kabupaten Banyumas, Akhmad Thontowi - Kepala MI Ma’arif NU 1 Pageraji, Arsiyah Indriyani – Guru MI Ma’arif NU 1 Teluk, dan Lulu Indah Nurani, serta Firdos Prio Gunawan – Guru MTs Ma’arif NU 1 Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Tim Kombel Mandiri Berprestasi mendapatkan dukungan proyek program Fasda Perubahan Program PINTAR Tanoto Foundation 2023 untuk mengadakan Workshop Penyusunan Modul Ajar Berbasis Numerasi untuk Kelompok Kerja Madrasah (KKM) MI dan MTs di Kabupaten Banyumas.
Workshop telah dilaksanakan Senin-Selasa, 28-29 Agustus 2023 dan diikuti oleh 44 peserta perwakilan madrasah ibtidaiyah (MI) dan 9 peserta perwakilan madrasah tsanawiyah (MTs).
Dalam sambutan pembukaan workshop, Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Banyumas, H. Ibnu Asaddudin, S.Ag., M.Pd., mengatakan bahwa guru harus dapat menguasai keterampilan numerasi dalam semua mata pelajaran.
“Numerasi ada di semua mata pelajaran. Karenanya, guru wajib kreatif dalam mengembangkan skenario pembelajarannya,” demikian tegas H. Ibnu.
Rencananya, pasca workshop para peserta bersama Tim Mandiri Berprestasi akan mendiseminasikan semua materi ke KKM MI dan MTs yang menjangkau 188 MI dan 61 MTs se Kabupaten Banyumas. ***
*) Guru MTs Ma’arif NU 1 Cilongok
Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation