Magelang (ANTARA) - Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Koperasi Mahasiswa (Kopma) Universitas Tidar (Untidar) Magelang melakukan pendampingan di Desa Genito, Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menuju desa wirausaha.
"Desa Genito memiliki potensi untuk dirintis menjadi desa wirausaha. Diawali mendirikan Sanggar Abyakta dengan 10 anggota kami melakukan pendampingan," kata Ketua Tim PPK Ormawa Kopma Untidar Nurkhasanah di Magelang, Minggu.
Sanggar Abyakta sebagai wadah pendidikan, pelatihan, dan pendampingan usaha bagi warga yang tertarik untuk mencari penghasilan tambahan tanpa harus bekerja di luar desa.
Ia menyampaikan beberapa warga Desa Genito mempunyai usaha tusuk sate dan budi daya jamur tiram. Selama ini mereka langsung menjualnya ke tengkulak atau pasar.
Tim PPK Ormawa Kopma menemukan celah untuk meningkatkan nilai ekonomi kedua produk tersebut dan bisa menjadi lahan penghasilan warga lain.
"Kami mendampingi warga membuat keripik jamur dan es kulkul. Tidak hanya dalam produksi namun sampai pada pengemasan dan pemasaran," katanya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Untidar Parmin menuturkan Tim PPk Ormawa Kopma mengarahkan Desa Genito menjadi desa wirausaha yaitu desa yang kegiatan kewirausahaan diselenggarakan secara terorganisir oleh warga.
Menurut dia, pengembangan desa wirausaha akan membawa banyak manfaat, yakni pengurangan kemiskinan, mengurangi laju urbanisasi penduduk, menciptakan lapangan kerja di desa, meningkatkan pendapatan masyarakat, penguatan jenis inovasi usaha di desa, dan pemanfaatan sumberdaya alam desa secara rasional keberlanjutan dan layak.
"Semoga kegiatan pengembangan jamur tiram dan tusuk sate menjadi keripik jamur dan es kulkul kekinian ini akan menjadi produk baru Desa Genito. Munculnya produk-produk baru semoga mampu menambah penghasilan dan kesejahteraan warga," katanya.
Ketua Sanggar Abyakta Supiyo menjelaskan produksi keripik jamur dan es kulkul ini merupakan usaha rintisan. Warga desa diharapkan dapat membuat produk inovasi lain untuk meningkatkan nilai jual potensi dan sumber daya alam desa.
"Jamur biasanya dijual secara langsung tanpa pengolahan. Setelah diolah menjadi keripik mampu menambah nilai jual dan ketahanan penyimpanan produk sehingga meningkatkan pendapatan warga," katanya.
Keripik jamur tiram dikemas dalam ukuran kecil dengan harga Rp3000 dan es kulkul dengan harga satuan Rp2000, kedua produk ini menjadi produk usaha baru yang bisa dijajakan kepada anak-anak.