Damkar Semarang ingatkan warga kelola sampah, cegah kebakaran lahan
Semarang (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang mengingatkan masyarakat untuk mengelola sampah secara baik, terutama daun-daun kering yang ada di lahan yang tidak ditempati untuk mencegah terjadinya kebakaran.
"Kami mengimbau masyarakat, industri, dan sebagainya untuk merawat dan membersihkan lahannya masing-masing dengan baik," kata Kepala Dinas Damkar Kota Semarang Nurkholis, di Semarang, Sabtu.
Diakuinya, kebakaran lahan kosong kerap terjadi karena cuaca yang sangat terik dan kering, apalagi jika di lahan tersebut terdapat tumpukan sampah daun-daun, ilalang, dan bahan mudah terbakar lainnya.
"Karena dari beberapa kali terjadi kebakaran kebanyakan di lahan-lahan yang tidak dimanfaatkan, lahan kosong. Jadi, sampah daun kering menumpuk dan terbakar," katanya.
Untuk lahan-lahan yang tidak dimanfaatkan, kata dia, semestinya pemilik rutin mengecek dan membersihkan sampah secara berkala sehingga tidak sampai menumpuk.
"Kalau sampahnya menumpuk kan berbahaya. Kalau musim hujan, sampahnya jadi basah. Lha kalau musim kemarau seperti ini kan daun-daun yang menumpuk kering dan rawan terbakar," jelasnya.
Mengenai penyebab kebakaran lahan, kata dia, sejauh ini belum diketahui secara pasti, sebab lahan yang terbakar rata-rata memang tidak dihuni atau dimanfaatkan.
"Pengaruhnya memang karena cuaca yang kering ya. Namun, sumber apinya belum diketahui, apa dari orang yang bakar sampah atau bagaimana. Sebab, lahan-lahan yang terbakar ini tidak dihuni," katanya.
Karena itu, ia melarang untuk membakar sampah atau dedaunan kering tersebut karena sudah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6/2012 tentang Pengelolaan Sampah.
Menurut dia, masyarakat harus mengelola sampah dengan baik, yakni membuangnya di tempat sampah untuk kemudian diangkut menuju ke tempat pembuangan akhir (TPA).
"Jadi, tidak diperkenankan membakar sampah di pekarangan atau di kebun. Sudah ada larangannya. Makanya, kami ingatkan agar tidak membakar sampah karena berbahaya," tegas Nurkholis.
"Kami mengimbau masyarakat, industri, dan sebagainya untuk merawat dan membersihkan lahannya masing-masing dengan baik," kata Kepala Dinas Damkar Kota Semarang Nurkholis, di Semarang, Sabtu.
Diakuinya, kebakaran lahan kosong kerap terjadi karena cuaca yang sangat terik dan kering, apalagi jika di lahan tersebut terdapat tumpukan sampah daun-daun, ilalang, dan bahan mudah terbakar lainnya.
"Karena dari beberapa kali terjadi kebakaran kebanyakan di lahan-lahan yang tidak dimanfaatkan, lahan kosong. Jadi, sampah daun kering menumpuk dan terbakar," katanya.
Untuk lahan-lahan yang tidak dimanfaatkan, kata dia, semestinya pemilik rutin mengecek dan membersihkan sampah secara berkala sehingga tidak sampai menumpuk.
"Kalau sampahnya menumpuk kan berbahaya. Kalau musim hujan, sampahnya jadi basah. Lha kalau musim kemarau seperti ini kan daun-daun yang menumpuk kering dan rawan terbakar," jelasnya.
Mengenai penyebab kebakaran lahan, kata dia, sejauh ini belum diketahui secara pasti, sebab lahan yang terbakar rata-rata memang tidak dihuni atau dimanfaatkan.
"Pengaruhnya memang karena cuaca yang kering ya. Namun, sumber apinya belum diketahui, apa dari orang yang bakar sampah atau bagaimana. Sebab, lahan-lahan yang terbakar ini tidak dihuni," katanya.
Karena itu, ia melarang untuk membakar sampah atau dedaunan kering tersebut karena sudah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6/2012 tentang Pengelolaan Sampah.
Menurut dia, masyarakat harus mengelola sampah dengan baik, yakni membuangnya di tempat sampah untuk kemudian diangkut menuju ke tempat pembuangan akhir (TPA).
"Jadi, tidak diperkenankan membakar sampah di pekarangan atau di kebun. Sudah ada larangannya. Makanya, kami ingatkan agar tidak membakar sampah karena berbahaya," tegas Nurkholis.