Semarang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Semarang, Jawa Tengah mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit metabolik yang biasanya muncul saat musim kemarau, apalagi dengan kondisi panas yang terik seperti sekarang ini.
"Sebenarnya sudah satu bulan ini penyakit metabolik mulai mencuat. (Mulai, red.) Satu minggu habis Lebaran," kata Kepala Dinkes Kota Semarang dokter Abdul Hakam di Semarang, Selasa.
Penyakit metabolik adalah sekumpulan kondisi yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes, misalnya karena kadar gula darah dan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar kolesterol, serta lemak berlebihan di sekitar pinggang
Ia menjelaskan penyakit metabolik rawan muncul saat cuaca terik, apalagi pada orang yang memiliki faktor risiko kencing manis dan darah tinggi yang akan menyebabkan berbagai penyakit, seperti jantung koroner dan stroke.
Pola hidup juga akan berpengaruh saat musim kemarau, kata dia, karena orang lebih memilih untuk mengonsumsi minuman manis dan es, seperti es teh dan es sirup yang jika tidak dikontrol akan mengganggu kesehatan karena kadar gula darah yang tinggi.
"Ini kalau tidak bisa dikendalikan, kadar gula darah tinggi. Kadar gula darah tinggi pasti akan mengakibatkan koma diabetikum atau HONK (Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik). Pembuluh darah kental sekali," katanya.
Hakam menambahkan bahwa aktivitas penuh di terik Matahari juga berisiko, apalagi bagi orang yang memiliki riwayat diabetes melitus (DM), hipertensi, dan jantung koroner sehingga harus berhati-hati.
"Sekarang ini (suhu udara, red.) panasnya berapa? Kita ini normal mentok di 32 derajat Celcius sudah panas. Makanya, harus dihindari, misalnya pakai payung, topi, dan sebagainya," katanya.
Namun, kata dia, bukan berarti kemudian aktivitas fisik di luar ruangan harus berhenti, tetapi harus diatur sedemikian rupa dengan menghindari sengatan Matahari dan tetap menjaga kesehatan.
"Aktivitas fisik ya tetap. Apalagi, yang dilakukan di dalam gedung (ruangan, red.). Kalau melihat dari kasusnya, stroke dan jantung koroner termasuk 10 besar penyakit di Kota Semarang," kata Hakam.
Berita Terkait
![Pemkot Semarang targetkan bebas TBC pada 2028](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/07/24/ita-balaikota.jpg)
Pemkot Semarang targetkan bebas TBC pada 2028
Kamis, 25 Juli 2024 8:23 Wib
![Penularan DBD di Semarang sentuh 231 kasus](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/07/10/1000095991.jpg)
Penularan DBD di Semarang sentuh 231 kasus
Kamis, 11 Juli 2024 6:44 Wib
![Mahasiswa Unibraw teliti serai dan cengkeh kendalikan scabies](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/07/06/1000244140.jpg)
Mahasiswa Unibraw teliti serai dan cengkeh kendalikan scabies
Minggu, 7 Juli 2024 5:12 Wib
![Menkes bakal datangkan dokter asing, ini alasannya](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/07/02/Screenshot_20240702_124242_Gallery.jpg)
Menkes bakal datangkan dokter asing, ini alasannya
Selasa, 2 Juli 2024 13:03 Wib
![Pemkab Batang pastikan kesehatan daging kurban](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/06/18/Pemeriksaan2-hewan-kurban-di-Btg.jpg)
Pemkab Batang pastikan kesehatan daging kurban
Selasa, 18 Juni 2024 17:15 Wib
![Kudus lanjutkan vaksinasi PMK](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/06/14/kerbau-label-dua.jpg)
Kudus lanjutkan vaksinasi PMK
Sabtu, 15 Juni 2024 10:57 Wib
![Dokter : Imunisasi kurangi keparahan penyakit tertentu](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/06/14/dr.Dixon-Hovin-1.jpg)
Dokter : Imunisasi kurangi keparahan penyakit tertentu
Sabtu, 15 Juni 2024 8:24 Wib
![Dispertan Kudus tidak menemukan ternak dengan penyakit berbahaya](https://img.antaranews.com/cache/160x107/2024/06/12/hewan-sapi.jpg)
Dispertan Kudus tidak menemukan ternak dengan penyakit berbahaya
Rabu, 12 Juni 2024 17:02 Wib