Stok Minyakita di pasaran Semarang terpantau aman
Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan bahwa stok minyak goreng bersubsidi dari pemerintah, Minyakita terpantau masih aman di pasaran.
"Memang ada beberapa intervensi dari Dinas Perdagangan, Bulog, dengan Satgas Pangan dengan mengadakan operasi pasar di beberapa pasar tradisional," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Jawa Tengah, Jumat.
Operasi pasar itu dilakukan, antara lain di Pasar Karangayu dan Pasar Peterongan untuk memastikan ketersediaan bahan pangan pokok, termasuk Minyakita bagi masyarakat dengan harga terjangkau.
Karena itu, kata dia, belum melihat gejolak mencolok terkait permintaan masyarakat terhadap Minyakita di Semarang, sebagaimana di daerah-daerah lain karena stok di pasaran juga masih relatif aman.
"Kalau melihat dari kebutuhan masyarakat tidak terlalu yang mungkin seperti daerah lain, mungkin pangsa pasarnya berbeda. Kalau saya melihat dari gejolak masyarakat sekarang tidak terlalu terasa," katanya.
Selain itu, Ita mengatakan bahwa masyarakat selaku konsumen tentu memiliki pilihan atas produk minyak goreng yang dikonsumsinya, dan Minyakita adalah salah satunya.
Meski demikian, orang nomor satu di Kota Semarang itu tetap berupaya memastikan stok Minyakita tetap tercukupi dengan berbagai intervensi yang dilakukan sebagai stimulan, seperti operasi pasar.
Pada hari yang sama, Kementerian Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, bersama Satgas Pangan Polda Jateng mengawasi penyaluran Minyakita di Pasar Gayamsari, Semarang.
Pendistribusian sebanyak 13 ton Minyakita itu dilakukan dengan menggandeng tiga distributor, dan akan dilanjutkan secara bertahap di lokasi-lokasi lain selama Februari 2023 sebagai antisipasi permintaan menjelang Ramadhan.
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag Veri Anggrijono, di Semarang, mengatakan pihaknya bersama seluruh pemangku kebijakan akan mengawal penyaluran Minyakita di Jateng.
"Kalau untuk pasar ini kurang lebih ada 13 ton. Mudah-mudahan bisa tercukupi ya kebutuhan masyarakat. Secara keseluruhan kalau Jateng kurang lebih 3.000-an ton selama Februari ini," katanya.
"Memang ada beberapa intervensi dari Dinas Perdagangan, Bulog, dengan Satgas Pangan dengan mengadakan operasi pasar di beberapa pasar tradisional," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Jawa Tengah, Jumat.
Operasi pasar itu dilakukan, antara lain di Pasar Karangayu dan Pasar Peterongan untuk memastikan ketersediaan bahan pangan pokok, termasuk Minyakita bagi masyarakat dengan harga terjangkau.
Karena itu, kata dia, belum melihat gejolak mencolok terkait permintaan masyarakat terhadap Minyakita di Semarang, sebagaimana di daerah-daerah lain karena stok di pasaran juga masih relatif aman.
"Kalau melihat dari kebutuhan masyarakat tidak terlalu yang mungkin seperti daerah lain, mungkin pangsa pasarnya berbeda. Kalau saya melihat dari gejolak masyarakat sekarang tidak terlalu terasa," katanya.
Selain itu, Ita mengatakan bahwa masyarakat selaku konsumen tentu memiliki pilihan atas produk minyak goreng yang dikonsumsinya, dan Minyakita adalah salah satunya.
Meski demikian, orang nomor satu di Kota Semarang itu tetap berupaya memastikan stok Minyakita tetap tercukupi dengan berbagai intervensi yang dilakukan sebagai stimulan, seperti operasi pasar.
Pada hari yang sama, Kementerian Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, bersama Satgas Pangan Polda Jateng mengawasi penyaluran Minyakita di Pasar Gayamsari, Semarang.
Pendistribusian sebanyak 13 ton Minyakita itu dilakukan dengan menggandeng tiga distributor, dan akan dilanjutkan secara bertahap di lokasi-lokasi lain selama Februari 2023 sebagai antisipasi permintaan menjelang Ramadhan.
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag Veri Anggrijono, di Semarang, mengatakan pihaknya bersama seluruh pemangku kebijakan akan mengawal penyaluran Minyakita di Jateng.
"Kalau untuk pasar ini kurang lebih ada 13 ton. Mudah-mudahan bisa tercukupi ya kebutuhan masyarakat. Secara keseluruhan kalau Jateng kurang lebih 3.000-an ton selama Februari ini," katanya.