Magelang (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang menggelar pentas wayang kulit dengan lakon "Dumadine Punakawan" di alun-alun setempat, Sabtu (12/11), untuk menyampaikan pesan kepada warga tentang pentingnya menjaga ketenteraman dan keamanan.
Rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang diterima di Magelang, Jumat, menyebut dalang pementasan itu Ki Cahyo Kuntadi dari Karanganyar dan bintang tamu Jo Klithik Jo Kluthuk dari Ponorogo.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Magelang Sugeng Priyadi menjelaskan lakon itu dikaitkan dengan dialog Kiai Semar dengan Syech Subakir di Gunung Tidar.
Selain itu, katanya, terdapat penyampaian pesan-pesan melalui Semar tentang ajaran “Asta Brata” kepada masyarakat untuk menjaga ketenteraman dan keamanan.
Ia menjelaskan pergelaran diawali dengan sajian karawitan gabungan TNI-Polri serta pertunjukan wayang dengan dalang Kapolres Magelang Kota AKBP Yolanda Evalyn Sebayang.
Pentas wayang yang ditampilkan Yolanda untuk menyosialisasikan pentingnya masyarakat menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah masing-masing.
"Pagelaran ini bertujuan untuk nguri-uri, mengembangkan budaya di mana hal ini dapat menjadi contoh yang baik," ujarnya.
Dia mengharapkan melalui pesan dalam pergelaran ini masyarakat mampu bekerja sama dan guyub rukun dengan keteladanan yang baik.
"Apabila dikaitkan dengan legenda di Kota Magelang, seperti legenda Gunung Tidar menjadi Pakuning Tanah Jawa serta legenda lainnya, harapannya dalang kita bisa menggambarkan cerita itu sekaligus menyampaikan ajaran-ajaran punakawan," katanya.
Sugeng mengatakan bahwa secara kebijakan pemerintah, kegiatan ini mampu menggaet antusiasme dan minat masyarakat, terlebih memberikan ruang kepada dalang lokal untuk diapresiasi.
"Kalau kita mengenalkan dari lingkungan terkecil, harapannya mulai dari tetangga sekitar turut serta menyaksikan kegiatan ini," katanya.
Kegiatan ini akan disisipi sosialisasi dari Bea Cukai yang bertema "Gempur Rokok Ilegal". Biaya kegiatan bersumber dari anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Dana itu bagian dari transfer ke daerah yang dibagikan kepada daerah penghasil cukai atau penghasil tembakau, untuk mewujudkan prinsip keadilan dan keseimbangan dalam pengelolaan APBN
Pergelaran wayang ini sekaligus dalam rangka peringatan Hari Wayang yang jatuh setiap 6 November.