Batang (ANTARA) - PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku pengembang proyek pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2 X 1.000 megawatt memberikan dukungan modal usaha dan pelatihan kewirausahaan pada 40 pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang pernah bekerja sebagai konstruksi demobilisasi di sekitar lokasi PLTU.
Direktur PT BPI Yoshimitsu Fujii di Batang, Selasa, mengatakan bahwa pemberian dukungan modal dan pelatihan ini sebagai bentuk komitmen tanggung jawab sosial perusahaan untuk membantu para pelaku UMKM di wilayah itu.
"Pemberian tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) dukungan usaha mikro ini sebagai pemberdayaan masyarakat mantan pekerja konstruksi demobilisasi di tiga desa yakni Karanggeneng, Ujungnegoro, dan Ponowareng yang bekerja dengan Pemerintah Kabupaten Batang," katanya.
Dikatakan, pemberian dukungan modal usaha dan pelatihan kewirausahaan ini juga sekaligus untuk membantu pemerintah dalam menekan inflasi.
"CSR usaha mikro dan pelatihan kewirausahaan bertujuan untuk mengurangi inflasi di daerah ini," kata Yoshimitsu Fujii.
Menurut dia, PLTU sudah mulai beroperasi sejak Agustus 2022 sehingga pihaknya melakukan pengurangan tenaga konstruksi.
"Oleh karena itu, setelah tidak bekerja di PLTU, kami memberikan bantuan usaha mikro sesuai kebutuhan mereka dan juga mendapatkan pelatihan ketrampilannya yang nanti bisa menjalankan usahanya dengan baik," katanya.
Dia mengatakan kegiatan ini bisa mengurangi inflasi di daerah karena pihaknya ke depan akan melakukan kegiatan yang sama di desa lainnya.
"Kami berharap bantuan ini bisa menyelesaikan masalah yang terkadang masyarakat tidak memiliki modal dan keterampilan berwirausaha. Selain itu, nantinya mereka juga bisa mandiri mengembangkan usahanya," katanya.
Baca juga: PLTU Batang dukung PKBM sukseskan program kejar paket
Baca juga: PLTU Batang bagikan 16 hewan kurban di 13 desa terdampak