Semarang (ANTARA) - Sebagian warga Muslim di Kota Semarang, Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, melaksanakan Shalat Idul Adha 1443 Hijriah pada Sabtu pagi, lebih awal dari waktu perayaan yang ditetapkan pemerintah pada Minggu (10/7).
Selain di masjid-masjid, warga juga melaksanakan Shalat Idul Adha di lapangan dan area terbuka, termasuk di antaranya area parkir Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.
Dalam pelaksanaan Shalat Idul Adha di area parkir Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang, Wakil Sekretaris Pengurus Muhammadiyah Kota Semarang Suparno B.M. bertindak sebagai imam sekaligus khatib.
Dalam khotbahnya, ia mengemukakan bahwa perbedaan waktu perayaan Idul Adha kali ini tidak perlu dipermasalahkan.
Baca juga: Sebelum disembelih, hewan kurban sebaiknya dikarantina 24 jam
Menurut dia, yang menjadi penting dalam perayaan Idul Adha adalah kemampuan umat Muslim dalam mengambil nilai dan hikmat dari Idul Adha.
"Jangan terjebak dalam rutinitas ritual berkorban dan Shalat Id," katanya.
Pada peringatan Idul Adha warga Muslim diharapkan mampu membebaskan diri dari penghambaan terhadap selain Allah SWT.
"Semoga kita bisa meningkatkan kualitas keberagamaan dan tidak terjebak pada rutinitas," kata dia.
Usai Shalat Idul Adha, Suparno menjelaskan bahwa menurut laporan takmir masjid ke pengurus Muhammadiyah, Shalat Idul Adha pada Sabtu dilaksanakan di 53 lokasi.
Jumlah masjid yang menggelar Shalat Idul Adha pada Sabtu, menurut dia, kemungkinan lebih banyak karena tidak semua penyelenggara melapor ke pengurus Muhammadiyah.
Mengenai penyembelihan hewan kurban, ia mengatakan bahwa panitia kurban sudah memastikan hewan-hewan yang akan disembelih untuk dibagikan dagingnya.
"Sudah dipilih hewan korban yang sehat. Pelaksanaan penyembelihan juga akan memenuhi protokol kesehatan yang ditentukan," katanya.
Baca juga: KAI tambah tiga kereta di Semarang antisipasi Idul Adha
Baca juga: Gibran minta panitia antar daging kurban ke rumah warga