Jakarta (ANTARA) - Andi Widjajanto mengaku mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri terkait posisinya sebagai Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas), yang dilantik di Istana Negara Jakarta, Senin.
"Arahan dari Bapak Presiden adalah melakukan penguatan transformasi Lemhannas sehingga sesuai tantangan geopolitik abad ke-21; sehingga Lemhanas bisa menjalankan fungsinya," kata Andi Widjajanto di Istana Negara Jakarta, Senin.
Presiden Jokowi, Senin, Andi Widjajanto sebagai Gubernur Lemhannas menggantikan Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo yang menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Indonesia di Filipina.
"Sebagai lembaga pendidikan untuk mencetak kepemimpinan nasional serta menjadi dapur kajian strategis bagi Presiden untuk isu-isu lokal, regional dan global serta Lemhanas menjalankan fungsinya untuk melakukan pemantapan nilai-nilai kebangsaan," tambahnya.
Andi juga mengatakan dirinya mendapat pesan dari Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasai Nasional (BRIN).
"Sebelum saya menjabat, saya juga mendapat arahan dari Presiden ke-5, Ketua Dewan Pengarah BPIP, Ketua Dewan Pengarah BRIN, Ibu Megawati Soekarnoputri agar menjalankan amanat sebagai Gubernur Lemhannas ini dengan tetap berpegang kepada ideologi Pancasila 1 Juni," jelasnya.
Megawati juga berpesan agar Andi agar dapat menampung gagasan-gagasan besar Bung Karno.
"Bersama pemikiran strategis tokoh-tokoh bangsa, sebagai pijakan Lemhanas untuk bergerak ke depa, dan akhirnya merancang proyeksi geopolitik Indonesia raya menuju Indonesia 2045, yang disegani di tataran regional dan global," ungkapnya.
Andi berharap dengan berbagai perangkat yang ada di Lemhanas, dia dapat berusaha secepatnya agar tugas-tugas tersebut bisa segera terealisasi.
"Yang terpenting melakukan aktualisasi, sehingga Lemhanas sebagai lembaga kajian strategis mampu semakin relevan dengan perkembangan terkini, sebagai lembaga kajian strategis juga bisa menyerap kaidah-kaidah metodologi ilmu pengetahuan baru, misalnya kita mendapatkan tantangan pengembangan metodologi big data. Itu yang menjadi salah satu tantangan untuk dikembangkan," ujar Andi, yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Kabinet pada 2014-2015.
Andi Widjajanto menempuh pendidikan Hubungan Internasional di Universitas Indonesia (UI) pada 1996 dan menjadi pengajar tetap di kampus tersebut.
Dia juga memperoleh gelar sarjana di School of Oriental and African Studies (SOAS) University of London dan mendapatkan gelar Master of Science (M.Sc) dari London School of Economics and Political Science (LSE) dan Industrial College of Armed Forces di Washington D.C Amerika Serikat.
Selanjutnya, dia kini sedang mengejar gelar doktor di bidang hubungan internasional di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Singapura.
Pria kelahiran September 1971 tersebut juga pernah menjadi Deputi Tim Transisi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (JK), yang bertugas untuk mempersiapkan transisi pemerintahan dari Presiden SBY ke Jokowi-JK.
Sejak 2016, Andi diangkat menjadi Penasihat Senior Kepala Staf Kepresidenan.