PWI Banyumas dukung pelestarian tumbuhan endemik Gunung Slamet
Banyumas (ANTARA) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, mendukung upaya pelestarian tumbuhan endemik Gunung Slamet dengan menanam 20 bibit kantong semar (Nephentes adrianii) di kompleks Baturraden Adventure Forest, Kabupaten Banyumas, Sabtu.
Dalam rangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Pers Nasional 2022 dan ulang tahun PWI yang digelar di lereng selatan Gunung Slamet itu, Ketua PWI Kabupaten Banyumas Liliek Dharmawan mengatakan bahwa kantong semar termasuk jenis tumbuhan yang harus dilindungi karena keberadaannya semakin berkurang di alam liar.
"Kami bersama teman-teman pencinta alam dan komunitas peduli lingkungan melakukan penanaman kantong semar ini sebagai bagian dari upaya konservasi," katanya.
Perwakilan Mahasiswa Hukum Pecinta Alam (Mahupa) Universitas Wijayakusuma Purwokerto Rizki Nur Jamali mengatakan bahwa Nephentes adrianii merupakan jenis kantong semar asli Gunung Slamet yang hidup pada ketinggian 1.000-2.750 meter di atas permukaan laut.
Menurut dia, keberadaan jenis kantong semar itu bisa menjadi indikator kondisi ekosistem.
"Ketika di suatu wilayah terdapat tumbuhan kantong semar, tempat itu secara ekosistem sangat bagus. Nephentes adrianii juga menjadi salah satu indikator bahwasanya di tempat itu memiliki banyak sumber daya air," katanya.
Pemerintah memasukkan Nephentes adrianii dan jenis kantong semar yang lain dalam daftar spesies tumbuhan yang dilindungi dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
"Pada tahun 2018, jumlah kantong semar di alam liar itu sekitar 2.600 batang, sebagian besar ada di Gunung Slamet, karena Gunung Slamet ini memang habitat asli kantong semar Nephentes Adrianii. Ini yang menjadi latar belakang kami dari Mahasiswa Hukum Pecinta Alam untuk melakukan konservasi kantong semar," kata Rizki.
Rizki mengemukakan bahwa penyebab penurunan jumlah tumbuhan kantong semar di alam liar antara lain pengambilan kantong semar untuk dijual. Menurut dia, harga satuan kantong semar di pasaran cukup tinggi, sekitar Rp100.000 hingga Rp150.000.
Bupati Banyumas Achmad Husein menghargai upaya PWI mendukung pelestarian kantong semar di Kabupaten Banyumas.
"Ini sangat bagus, pohon langka kita lestarikan. Nanti bersamaan dengan pembukaan Taman Botani, kami akan coba ini, akan kami kembangkan di Taman Botani yang baru ini, sudah ada, akan memperbanyak," katanya didampingi Ketua DPRD Kabupaten Banyumas Budhi Setiawan dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Rony Hartawan.
Bupati mengatakan bahwa kantong semar jenis Nephentes adrianii merupakan tumbuhan khas Gunung Slamet yang harus dilestarikan.
Ia mengemukakan kemungkinan pemerintah daerah membuat peraturan untuk mendukung pelestarian spesies tumbuhan dan satwa yang dilindungi.
Ketua DPRD Kabupaten Banyumas Budhi Setiawan juga mendukung upaya pelestarian kantong semar di Gunung Slamet.
"Risikonya semakin dikenal, semakin diburu, semakin dicuri. Jadi harus kita jaga bareng-bareng," katanya.
Dalam rangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Pers Nasional 2022 dan ulang tahun PWI yang digelar di lereng selatan Gunung Slamet itu, Ketua PWI Kabupaten Banyumas Liliek Dharmawan mengatakan bahwa kantong semar termasuk jenis tumbuhan yang harus dilindungi karena keberadaannya semakin berkurang di alam liar.
"Kami bersama teman-teman pencinta alam dan komunitas peduli lingkungan melakukan penanaman kantong semar ini sebagai bagian dari upaya konservasi," katanya.
Perwakilan Mahasiswa Hukum Pecinta Alam (Mahupa) Universitas Wijayakusuma Purwokerto Rizki Nur Jamali mengatakan bahwa Nephentes adrianii merupakan jenis kantong semar asli Gunung Slamet yang hidup pada ketinggian 1.000-2.750 meter di atas permukaan laut.
Menurut dia, keberadaan jenis kantong semar itu bisa menjadi indikator kondisi ekosistem.
"Ketika di suatu wilayah terdapat tumbuhan kantong semar, tempat itu secara ekosistem sangat bagus. Nephentes adrianii juga menjadi salah satu indikator bahwasanya di tempat itu memiliki banyak sumber daya air," katanya.
Pemerintah memasukkan Nephentes adrianii dan jenis kantong semar yang lain dalam daftar spesies tumbuhan yang dilindungi dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
"Pada tahun 2018, jumlah kantong semar di alam liar itu sekitar 2.600 batang, sebagian besar ada di Gunung Slamet, karena Gunung Slamet ini memang habitat asli kantong semar Nephentes Adrianii. Ini yang menjadi latar belakang kami dari Mahasiswa Hukum Pecinta Alam untuk melakukan konservasi kantong semar," kata Rizki.
Rizki mengemukakan bahwa penyebab penurunan jumlah tumbuhan kantong semar di alam liar antara lain pengambilan kantong semar untuk dijual. Menurut dia, harga satuan kantong semar di pasaran cukup tinggi, sekitar Rp100.000 hingga Rp150.000.
Bupati Banyumas Achmad Husein menghargai upaya PWI mendukung pelestarian kantong semar di Kabupaten Banyumas.
"Ini sangat bagus, pohon langka kita lestarikan. Nanti bersamaan dengan pembukaan Taman Botani, kami akan coba ini, akan kami kembangkan di Taman Botani yang baru ini, sudah ada, akan memperbanyak," katanya didampingi Ketua DPRD Kabupaten Banyumas Budhi Setiawan dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Rony Hartawan.
Bupati mengatakan bahwa kantong semar jenis Nephentes adrianii merupakan tumbuhan khas Gunung Slamet yang harus dilestarikan.
Ia mengemukakan kemungkinan pemerintah daerah membuat peraturan untuk mendukung pelestarian spesies tumbuhan dan satwa yang dilindungi.
Ketua DPRD Kabupaten Banyumas Budhi Setiawan juga mendukung upaya pelestarian kantong semar di Gunung Slamet.
"Risikonya semakin dikenal, semakin diburu, semakin dicuri. Jadi harus kita jaga bareng-bareng," katanya.