Kementerian PUPR kerahkan alat berat untuk PSEL Putri Cempo Solo
Solo (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendatangkan dua unit alat berat untuk operasional Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Putri Cempo Surakarta.
"Kementerian PUPR mendukung terwujudnya PSEL di Kota Surakarta ini dengan mengalokasikan anggaran untuk pengadaan pengelolaan alat berat di TPA Putri Cempo melalui APBN murni 2021. Dalam hal ini, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jateng telah mengalokasikan satu unit buldozer dan ekskavator dengan nilai Rp4,4 miliar," kata Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah Cakra Nagara dalam acara serah terima pengelolaan alat berat di TPA Putri Cempo Solo, Senin.
Ia mengatakan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, Solo menjadi salah satu dari 12 kota yang menjadi proyek percepatan tersebut.
"Kerja sama pengelolaan sampah menjadi energi listrik atau PSEL di TPA Putri Cempo telah dimulai sejak tahun 2016 dengan menggandeng PT Solo Citra Metro Plasma Tower dan saat ini telah sampai tahap konstruksi, tetapi tidak dapat dipungkiri ada permasalahan eksisting di TPA ini, di antaranya usia teknis TPA yang sudah habis sejak tahun 2010 dan rusaknya sebagian alat berat yang ada di TPA," katanya.
Ia mengatakan upaya tersebut merupakan bentuk kolaborasi bagaimana melakukan pengentasan permasalahan sampah di Kota Surakarta.
"Jadi di Surakarta ini sampah makin menumpuk dengan lifetime atau sisa umur sudah selesai, sehingga sampah ini akan direduksi menjadi sumber energi lainnya," katanya.
Menurut dia, yang dibutuhkan Kementerian PU ada beberapa, dari Cipta Karya satu unit buldozer untuk pengalihan jalur sungai agar tidak kemasukan sampah, yang dari Bina Marga adalah jalan operasional dan jembatan.
"Jadi ini intinya program kolaborasi dengan kementerian lain juga, di mana kementerian ESDM membuat instalasi pengolahan listrik untuk mengolah sampah jadi energi listrik," katanya.
Mengenai sampah yang mulai menggunung di TPA Putri Cempo tersebut jika tidak teratasi akan masuk ke aliran sungai yang berada di sungai yang berdekatan dengan lokasi TPA.
"Memang sampahnya mulai akan masuk di sungai itu, BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo) melakukan mitigasi supaya sampah nggak masuk mengotori sungai tersebut. BBWS sedang melakukan kajian, ini ditarik lebih dalam supaya tidak masuk ke badan air karena berbahaya, ada jenis bakteri yang mencemari badan air dan merusak lingkungan," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menargetkan bulan April tahun ini PLES tersebut mulai beroperasi.
"April jalan, nanti semester kedua alatnya datang lagi, ada gasifier. April kami kejar," katanya.
Termasuk sampah yang ada di TPA tersebut, dikatakannya, akan habis dalam waktu sepuluh tahun.
"Gunungnya (sampah yang menggunung) kami kejar, nanti setelah sepuluh tahun kami kehabisan sampah. (Nantinya) kami malah mendatangkan sampah dari daerah lain se-Soloraya," katanya.
"Kementerian PUPR mendukung terwujudnya PSEL di Kota Surakarta ini dengan mengalokasikan anggaran untuk pengadaan pengelolaan alat berat di TPA Putri Cempo melalui APBN murni 2021. Dalam hal ini, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jateng telah mengalokasikan satu unit buldozer dan ekskavator dengan nilai Rp4,4 miliar," kata Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah Cakra Nagara dalam acara serah terima pengelolaan alat berat di TPA Putri Cempo Solo, Senin.
Ia mengatakan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, Solo menjadi salah satu dari 12 kota yang menjadi proyek percepatan tersebut.
"Kerja sama pengelolaan sampah menjadi energi listrik atau PSEL di TPA Putri Cempo telah dimulai sejak tahun 2016 dengan menggandeng PT Solo Citra Metro Plasma Tower dan saat ini telah sampai tahap konstruksi, tetapi tidak dapat dipungkiri ada permasalahan eksisting di TPA ini, di antaranya usia teknis TPA yang sudah habis sejak tahun 2010 dan rusaknya sebagian alat berat yang ada di TPA," katanya.
Ia mengatakan upaya tersebut merupakan bentuk kolaborasi bagaimana melakukan pengentasan permasalahan sampah di Kota Surakarta.
"Jadi di Surakarta ini sampah makin menumpuk dengan lifetime atau sisa umur sudah selesai, sehingga sampah ini akan direduksi menjadi sumber energi lainnya," katanya.
Menurut dia, yang dibutuhkan Kementerian PU ada beberapa, dari Cipta Karya satu unit buldozer untuk pengalihan jalur sungai agar tidak kemasukan sampah, yang dari Bina Marga adalah jalan operasional dan jembatan.
"Jadi ini intinya program kolaborasi dengan kementerian lain juga, di mana kementerian ESDM membuat instalasi pengolahan listrik untuk mengolah sampah jadi energi listrik," katanya.
Mengenai sampah yang mulai menggunung di TPA Putri Cempo tersebut jika tidak teratasi akan masuk ke aliran sungai yang berada di sungai yang berdekatan dengan lokasi TPA.
"Memang sampahnya mulai akan masuk di sungai itu, BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo) melakukan mitigasi supaya sampah nggak masuk mengotori sungai tersebut. BBWS sedang melakukan kajian, ini ditarik lebih dalam supaya tidak masuk ke badan air karena berbahaya, ada jenis bakteri yang mencemari badan air dan merusak lingkungan," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menargetkan bulan April tahun ini PLES tersebut mulai beroperasi.
"April jalan, nanti semester kedua alatnya datang lagi, ada gasifier. April kami kejar," katanya.
Termasuk sampah yang ada di TPA tersebut, dikatakannya, akan habis dalam waktu sepuluh tahun.
"Gunungnya (sampah yang menggunung) kami kejar, nanti setelah sepuluh tahun kami kehabisan sampah. (Nantinya) kami malah mendatangkan sampah dari daerah lain se-Soloraya," katanya.