Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah hingga saat ini terus memantau lokasi tebing longsor yang menimpa dua rumah warga di Desa Pagentan menyusul masih tingginya curah hujan di wilayah setempat.
"Kami terus memantau lokasi tebing longsor, setelah sebelumnya sudah dilakukan upaya tanggap darurat dan pembersihan material longsoran dari badan jalan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjarnegara Aris Sudaryanto melalui siaran pers yang diterima di Purwokerto, Senin.
Dia mengatakan pemantauan masih harus terus dilakukan guna memastikan bahwa kondisi aman bagi masyarakat setempat.
Baca juga: Empat orang tewas akibat longsor di Banjarnegara
Baca juga: Plh. Bupati Banjarnegara tinjau lokasi tebing longsor di Pagentan
"BPBD Bannarnegara juga membuka Pos Lapangan Penanganan Bencana di Desa Pagentan selama tiga hari," katanya.
Personel BPBD dan pihak terkait lainnya juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat untuk tetap tenang namun meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam.
"Terutama saat hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang cukup lama, warga kami minta untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan," katanya.
Pasalnya, kata dia, beberapa tanah longsor di wilayah itu terjadi setelah turun hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama.
"Termasuk bencana tebing longsor di Desa Pagentan ini, terjadi setelah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi, tentu hal ini perlu menjadi perhatian bersama," katanya.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara juga terus memastikan kesiapsiagaan personel dan peralatan guna mengantisipasi dampak La Nina yang dikhawatirkan berpotensi bencana hidrometeorologi.
Dia menyebutkan memasuki November 2021, intensitas hujan di wilayah ini terus meningkat dan sempat memicu beberapa kejadian bencana.
"Tercatat sejak pekan pertama bulan November ini terjadi bencana tanah longsor, banjir, dan angin kencang yang tersebar di sejumlah titik, salah satunya kejadian tanah longsor di Desa Mlaya dan Desa Pagentan ini," katanya.
Sebelumnya, BPBD Banjarnegara menginformasikan empat orang meninggal dunia dan satu lainnya luka karena tebing longsor di Desa Pagentan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo menjelaskan pada jumat (19/11) malam, tebing dengan ketinggian sekitar 25 meter dan kemiringan terjal, yakni sekitar 70 derajat Celsius longsor dan menimpa dua rumah warga.
"Saat kejadian tidak dalam kondisi hujan, karena hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang terjadi pada siang hingga sore hari sebelum kejadian," katanya.
Akibat kejadian tersebut, dua rumah warga rusak berat dan akses jalan menghubungkan Pagentan-Pejawaran ditutup sementara waktu.
Dia juga menginformasikan bahwa korban luka ringan, yakni PO (7) langsung dirawat di Puskesmas 1 Pagentan, sedangkan empat korban meninggal dunia, yakni B (14), F (11), A (bidan), dan P (38).
Baca juga: Tingkatkan kesiapsiagaan, BPBD Banjarnegara gencarkan pembentukan Desa Tangguh Bencana