Warga Jateng diharapkan mau divaksin untuk capai target 70 persen
Magelang, Jateng (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen berharap warga mau divaksin COVID-19 untuk mencapai target 70 persen pada akhir tahun ini.
"Saat ini inputnya sudah mulai lancar sehingga insyaallah vaksin turunnya juga lancar, itu yang kami harapkan sehingga pada akhir tahun bisa mencapai target 70 persen," katanya di Magelang, Sabtu.
Ia menyampaikan hal tersebut saat memantau pelaksanaan vaksinasi dosis II di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Timur, Watucongol, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
Baca juga: Wagub Gus Yasin minta penanganan anak yatim piatu COVID-19 diutamakan
Taj Yasin menyebutkan saat ini pencapaian vaksin di Jawa Tengah sekitar 40-an persen, tinggal sedikit lagi dan terus digenjot.
"Adanya para santri di Ponpes Darussalam ini mau divaksin dengan harapan nanti masyarakat lebih mudah untuk diajak vaksin. Kalau mudah diajak vaksin tentu kiriman vaksin dari pusat ke Kabupaten Magelang dan sekitarnya juga akan lancar. Kami minta tolong input datanya yang lancar supaya datangnya vaksin juga lancar," katanya.
Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan Pemkab Magelang saat ini terus mendorong percepatan vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat agar mencapai 70 persen.
Salah satu upaya yang dilakukan, antara lain dengan memfasilitasi vaksinasi bagi para santri di pondok pesantren.
"Pencapaian vaksinasi di Kabupaten Magelang saat ini 31,69 persen. Kalau ditambah kegiatan hari ini mungkin sudah mencapai 32 persen," katanya.
Ia menyampaikan untuk mempercepat vaksinasi di Kabupaten Magelang, akan dilakukan penambahan tim vaksinasi dengan harapan bisa menambah cakupan yang lebih besar.
Pengasuh Ponpes Darussalam Timur Watucongol, KH Hafi Firdausy mengaku agak terlambat dalam mengajukan vaksinasi bagi santri di ponpes tersebut, karena beberapa hal, salah satunya dengan adanya beberapa varian vaksin dan memiliki efek yang berbeda-beda.
"Awalnya kami mengamati lebih dulu fenomena terkait vaksin ini. Lalu kami memilih vaksin yang paling rendah efeknya yaitu Sinovac. Kami juga tidak memaksa para santri untuk vaksin, namun lebih menawarkan secara suka rela siapa yang mau divaksin. Dan Alhamdulillah 70 persen lebih santri kami mau untuk divaksin dan ini sudah yang ke dua kalinya," katanya.
Ia mengaku mendukung sepenuhnya program pemerintah dalam melakukan percepatan vaksinasi bagi para santri dan masyarakat di sekitar ponpes.
Baca juga: 854.100 dosis vaksin Pfizer masuk lewat Bandara Semarang
Baca juga: IDI Banjarnegara: Masyarakat jangan pilih-pilih vaksin
"Saat ini inputnya sudah mulai lancar sehingga insyaallah vaksin turunnya juga lancar, itu yang kami harapkan sehingga pada akhir tahun bisa mencapai target 70 persen," katanya di Magelang, Sabtu.
Ia menyampaikan hal tersebut saat memantau pelaksanaan vaksinasi dosis II di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Timur, Watucongol, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
Baca juga: Wagub Gus Yasin minta penanganan anak yatim piatu COVID-19 diutamakan
Taj Yasin menyebutkan saat ini pencapaian vaksin di Jawa Tengah sekitar 40-an persen, tinggal sedikit lagi dan terus digenjot.
"Adanya para santri di Ponpes Darussalam ini mau divaksin dengan harapan nanti masyarakat lebih mudah untuk diajak vaksin. Kalau mudah diajak vaksin tentu kiriman vaksin dari pusat ke Kabupaten Magelang dan sekitarnya juga akan lancar. Kami minta tolong input datanya yang lancar supaya datangnya vaksin juga lancar," katanya.
Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan Pemkab Magelang saat ini terus mendorong percepatan vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat agar mencapai 70 persen.
Salah satu upaya yang dilakukan, antara lain dengan memfasilitasi vaksinasi bagi para santri di pondok pesantren.
"Pencapaian vaksinasi di Kabupaten Magelang saat ini 31,69 persen. Kalau ditambah kegiatan hari ini mungkin sudah mencapai 32 persen," katanya.
Ia menyampaikan untuk mempercepat vaksinasi di Kabupaten Magelang, akan dilakukan penambahan tim vaksinasi dengan harapan bisa menambah cakupan yang lebih besar.
Pengasuh Ponpes Darussalam Timur Watucongol, KH Hafi Firdausy mengaku agak terlambat dalam mengajukan vaksinasi bagi santri di ponpes tersebut, karena beberapa hal, salah satunya dengan adanya beberapa varian vaksin dan memiliki efek yang berbeda-beda.
"Awalnya kami mengamati lebih dulu fenomena terkait vaksin ini. Lalu kami memilih vaksin yang paling rendah efeknya yaitu Sinovac. Kami juga tidak memaksa para santri untuk vaksin, namun lebih menawarkan secara suka rela siapa yang mau divaksin. Dan Alhamdulillah 70 persen lebih santri kami mau untuk divaksin dan ini sudah yang ke dua kalinya," katanya.
Ia mengaku mendukung sepenuhnya program pemerintah dalam melakukan percepatan vaksinasi bagi para santri dan masyarakat di sekitar ponpes.
Baca juga: 854.100 dosis vaksin Pfizer masuk lewat Bandara Semarang
Baca juga: IDI Banjarnegara: Masyarakat jangan pilih-pilih vaksin