Anak usia dini di Magelang mulai kenal literasi sains dan lingkungan
Magelang (ANTARA) - Anak-anak usia dini tingkat TK/PAUD dan SD di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dikenalkan literasi sains dan lingkungan oleh mahasiswa dan dosen Prodi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Ketua kegiatan dari Prodi Bioteknologi UGM Dr. Tri Rini Nuringtyas, M.Sc di Magelang, Senin mengatakan Literasi sains merupakan hal fundamental yang harus dimiliki oleh anak dalam menghadapi era revolusi saat ini.
Kegiatan pengenalan literasi sains dan lingkungan ini bekerja sama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ibnu Hajar dan Himpunan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kabupaten Magelang.
Sejumlah siswa yang terlibat dalam kegiatan ini, yaitu dari KB Al Izzah, TK Ibnu Hajar, SDN Sirahan 1, SDN Selobero. Kemudian KB Permata Hati, PAUD As Salam, SD Bentara Wacana, dan SD Gunung Pring.
Tri mengatakan kemampuan sains dan matematika menjadi gambaran kemampuan logis suatu bangsa. Literasi sains merupakan kemampuan untuk memahami sains, mengkomunikasikan sains serta kemampuan memecahkan masalah.
Disamping itu, katanya kemampuan literasi lingkungan juga penting untuk ditanamkan sejak dini, agar tumbuh menjadi suatu karakter yang tertananam hingga dewasa," katanya.
"Oleh karena itu, literasi sains dan lingkungan penting untuk terus ditingkatkan," katanya.
Berlokasi di PKBM Ibnu Hajar Desa Sirahan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang kegiatan tersebar di beberapa pos lokasi seperti gazebo, cafe baca, dan taman.
Selain untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) kegiatan dilakukan secara terbuka di alam itu juga diselingi dengan permainan.
Ia berharap metode ini mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran bagi anak usia dini dan memberikan efek memori jangka panjang khususnya terhadap literasi sains dan lingkungan.
Ia menyampaikan Program Studi Bioteknologi berupaya menangani masalah tersebut dengan melakukan pengenalan literasi sains dan lingkungan untuk anak usia dini. Tema yang diusung pada program ini adalah "Pengenalan Literasi Sains dan Lingkungan melaui Project-Based Learning untuk siswa di PKBM Ibnu Hajar Magelang.
Pemerhati kegiatan pendidikan masyarakat Neng Agung Santika menuturkan jika sinergi antarsemua elemen masyarakat baik dari tenaga pendidik, anak-anak sekolah sebagai peserta didik, lembaga pendidikan baik PKBM maupun civitas akademika sangat dibutuhkan, karena akan memberikan dampak positif dalam proses pembentukan generasi yang tangguh dan unggul.
"Kegiatan seperti ini perlu adanya program pendampingan berkelanjutan serta diinisiasi oleh pihak-pihak yang memiliki kepedulian sosial dan pendidikan yang tinggi sepenuh hati demi terciptanya masyarakat yang literat," katanya.
Faula dari Himpaudi Kabupaten Magelang menyampaikan kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa, namun juga guru pendamping sehingga pembelajaran tidak hanya berhenti pada satu generasi.
Oleh karena itu penerapan model ini diharapkan mampu berimplikasi pada peningkatan literasi siswa khususnya anak usia dini sehingga kualitas SDM ikut meningkat seiring adanya pendidikan yang berkualitas.
"Diharapkan, nantinya guru yang sudah mendapatkan pelatihan, dapat mentransfer ilmu dan informasi yang sudah didapatkan ke guru dan siswa lainnya sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan," kata Faula.
Ketua kegiatan dari Prodi Bioteknologi UGM Dr. Tri Rini Nuringtyas, M.Sc di Magelang, Senin mengatakan Literasi sains merupakan hal fundamental yang harus dimiliki oleh anak dalam menghadapi era revolusi saat ini.
Kegiatan pengenalan literasi sains dan lingkungan ini bekerja sama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ibnu Hajar dan Himpunan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kabupaten Magelang.
Sejumlah siswa yang terlibat dalam kegiatan ini, yaitu dari KB Al Izzah, TK Ibnu Hajar, SDN Sirahan 1, SDN Selobero. Kemudian KB Permata Hati, PAUD As Salam, SD Bentara Wacana, dan SD Gunung Pring.
Tri mengatakan kemampuan sains dan matematika menjadi gambaran kemampuan logis suatu bangsa. Literasi sains merupakan kemampuan untuk memahami sains, mengkomunikasikan sains serta kemampuan memecahkan masalah.
Disamping itu, katanya kemampuan literasi lingkungan juga penting untuk ditanamkan sejak dini, agar tumbuh menjadi suatu karakter yang tertananam hingga dewasa," katanya.
"Oleh karena itu, literasi sains dan lingkungan penting untuk terus ditingkatkan," katanya.
Berlokasi di PKBM Ibnu Hajar Desa Sirahan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang kegiatan tersebar di beberapa pos lokasi seperti gazebo, cafe baca, dan taman.
Selain untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) kegiatan dilakukan secara terbuka di alam itu juga diselingi dengan permainan.
Ia berharap metode ini mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran bagi anak usia dini dan memberikan efek memori jangka panjang khususnya terhadap literasi sains dan lingkungan.
Ia menyampaikan Program Studi Bioteknologi berupaya menangani masalah tersebut dengan melakukan pengenalan literasi sains dan lingkungan untuk anak usia dini. Tema yang diusung pada program ini adalah "Pengenalan Literasi Sains dan Lingkungan melaui Project-Based Learning untuk siswa di PKBM Ibnu Hajar Magelang.
Pemerhati kegiatan pendidikan masyarakat Neng Agung Santika menuturkan jika sinergi antarsemua elemen masyarakat baik dari tenaga pendidik, anak-anak sekolah sebagai peserta didik, lembaga pendidikan baik PKBM maupun civitas akademika sangat dibutuhkan, karena akan memberikan dampak positif dalam proses pembentukan generasi yang tangguh dan unggul.
"Kegiatan seperti ini perlu adanya program pendampingan berkelanjutan serta diinisiasi oleh pihak-pihak yang memiliki kepedulian sosial dan pendidikan yang tinggi sepenuh hati demi terciptanya masyarakat yang literat," katanya.
Faula dari Himpaudi Kabupaten Magelang menyampaikan kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa, namun juga guru pendamping sehingga pembelajaran tidak hanya berhenti pada satu generasi.
Oleh karena itu penerapan model ini diharapkan mampu berimplikasi pada peningkatan literasi siswa khususnya anak usia dini sehingga kualitas SDM ikut meningkat seiring adanya pendidikan yang berkualitas.
"Diharapkan, nantinya guru yang sudah mendapatkan pelatihan, dapat mentransfer ilmu dan informasi yang sudah didapatkan ke guru dan siswa lainnya sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan," kata Faula.