Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Achmad Husein meminta koperasi tetap harus bersemangat sebagai saka guru perekonomian rakyat di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
"Koperasi pada saat PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) darurat ini tiarap pasti, karena semuanya tiarap," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin.
Bupati mengatakan hal itu kepada ANTARA saat diminta tanggapannya terkait dengan Hari Koperasi Nasional Ke-74 yang diperingati setiap 12 Juli.
Kendati demikian, dia mengatakan semangat untuk berkoperasi jangan sampai kendur meskipun perekonomian sedang lesu akibat adanya PPKM darurat dalam rangka penanganan COVID-19.
Menurut dia, Hari Koperasi harus diperingati sebagai upaya menyemangati dan memotivasi masyarakat untuk bangkit bersama gerakan koperasi.
"Gerakan koperasi harus bangkit. Jangan karena pandemi terus kemudian menjadi loyo, kemudian seakan-akan itu tidak bisa apa-apa. Kita harus tetap semangat untuk maju," katanya menegaskan.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Panitia Peringatan Hari Koperasi Nasional Ke-74 Tingkat Kabupaten Banyumas Herliana mengakui sebagian besar koperasi menghadapi kendala di tengah pandemi terutama pada aspek layanan.
Menurut dia, hal itu disebabkan sebagian besar koperasi sampai saat sekarang menggunakan pola layanan konvensional dengan koperasi bersentuhan langsung dengan anggota, baik untuk sektor riil maupun simpan pinjam.
"Nah, begitu terjadi pandemi, akhirnya aspek ini tidak bisa dijalankan dan kemudian mengganggu hampir sebagian besar operasional koperasi. Ini juga yang kemudian akhirnya mendasari tagline Hari Koperasi pada tahun ini adalah bagaimana kemudian transformasi koperasi ke arah bisnis digital," kata dia yang juga Ketua Koperasi Karya Utama Nusantara (Kopkun).
Ia mengatakan hal itu merupakan salah satu tahapan yang mau atau tidak mau harus dijawab oleh koperasi.
"Jika tidak, ya kondisi pandemi saat ini pasti akan menjadi salah satu tantangan bagi koperasi," katanya.
Lebih lanjut, Herliana mengatakan secara umum, kondisi koperasi di Banyumas saat ini terbagi menjadi tiga, yakni ada yang masih bisa bertahan walaupun mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu, kata dia, ada koperasi yang kondisinya antara ada dan tiada sehingga sementara tutup sementara walaupun secara operasional kemungkinan masih jalan, tetapi pelayanan sudah tidak maksimal.
Sementara, ketiga, lanjut dia, ada sebagian koperasi yang mau atau tidak mau akhirnya tutup karena tidak bisa melakukan pelayanan akibat terhentinya basis layanan kepada anggota di masa pandemi.
Menurut dia, kondisi tersebut masih belum tumbuh sejak 2020 sampai sekarang.
"Kalau secara umum di Banyumas mungkin 50 persen terdampak secara langsung, artinya koperasi-koperasi itu bahkan tidak bisa melaksanakan operasional, 50 persennya lagi terdampak tetapi masih bisa menjaga operasional," katanya.