Purbalingga (ANTARA) - Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menerima bantuan sebanyak 10.000 bibit kopi Arabica dari Kementerian Pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah setempat.
"Kementerian Pertanian melalui Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (Pusosek-KP) memberikan sebanyak 10.000 bibit kopi Arabica kepada Pemerintah Kabupaten Purbalingga," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga Mukodam di Purbalingga, Rabu.
Dia menjelaskan bibit kopi Arabica yang diberikan merupakan varietas Sigararutang dari Simalungun Sumatera Utara yang dinilai memiliki banyak keunggulan.
Dia juga mengatakan bahwa bibit kopi ini dibagikan untuk empat desa yang memiliki kondisi wilayah yang memadai.
"Empat desa ini memenuhi syarat cuaca dan ketinggian, yaitu Desa Serang, Siwarak, dan Kutabawa di Kecamatan Karangreja dan Desa Jingkang di Kecamatan Karangjambu," katanya.
Dia mengatakan penanaman bibit kopi juga dinilai dapat menjaga konservasi lahan dan air di wilayah sekitar.
Baca juga: Pemkab Purbalingga dukung pengembangan kopi luwak
"Misalkan di Dusun Gunungmalang, Desa Serang, yang didominasi lahan sayur. Tentu untuk menjaga konservasi lahan dan air perlu diikuti tanaman keras yang produktif maka kita pilih yang cocok yakni kopi Arabica," katanya.
Dia menambahkan bahwa pihaknya juga telah melaksanakan kegiatan penyerahan dan penanaman bibit kopi di sekitar Gardu Pandang, Dusun Gunungmalang, Desa Serang, Karangreja.
Penanaman kali ini, kata dia, dilakukan secara tumpang sari di perkebunan sayur milik masyarakat.
"Dengan harapan ketika waktunya panen, seluruh hasilnya bisa dimanfaatkan untuk masyarakat. Selain itu penanaman secara tumpang sari dilakukan agar produksi sayur jalan tapi konservasi juga dapat. Produktivitas kopinya juga bagus dan dapat menambah penghasilan petani,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pusosek-KP Kementan, Sudi Mardiyanto menyampaikan bahwa pohon kopi Arabica varietas Sigagagutang ini lebih cepat berbunga.
Dengan demikian, kata dia, dalam usia dua tahun sudah bisa berbuah dan tahan karat daun.
Di samping itu, tambah dia, dalam siklus satu tahun hanya punya masa kosong dua bulan, selebihnya dapat dipanen setiap minggunya.
"Setelah ditanam, kami harap ini bisa dirawat agar potensi produksinya bagus. Kopinya punya cita rasa khas. Setelah produksi tidak sulit menjual dan harganya relatif stabil karena belum banyak ditanam. Ini adalah salah satu pengembangan kopi ini di luar Simalungun," katanya.
Baca juga: BMKG siap dukung operasional Bandara JB Soedirman Purbalingga
Baca juga: Pengamat sebut Bandara Soedirman potensial genjot pariwisata Purbalingga