Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang, Provinsi Jawa Tengah, mencanangkan pembangunan pusat perbelanjaan di tengah kota, menempati lokasi bekas Magelang Theater dan Tidar Theater, di kawasan alun-alun setempat, Jumat.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di Magelang, Jumat, menyatakan rencana pembangunan itu telah dirintis sejak relatif lama dengan tahapan yang dilalui secara detail dan hati-hati agar pemanfaatan aset tidak menyalahi prosedur yang ditentukan.
"Apalagi, aset kita ini luar biasa, super premium, ada pusat perbelanjaan, alun-alun, bisa tampak Gunung Sumbing di depan. Belakang kalau cerah bisa lihat Gunung Merapi dan Merbabu. 'View'-nya (pemandangan) bagus, sangat menjual," kata dia dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kota Magelang.
Ia menyebut banyak manfaat diperoleh Kota Magelang dalam kerja sama pembangunan lima lantai fasilitas tersebut, antara lain setelah selesai pembangunan maka pemkot memperoleh satu lantai untuk mal pelayanan publik.
Dari aspek pendapatan asli daerah, kata dia, Pemkot Magelang memperoleh kontribusi tahunan dari perusahaan yang nilainya dihitung oleh appraisal independent dan dari sektor pajak.
"Belum lagi dampak positif lainnya dari kegiatan ekonomi yang ada, penyerapan tenaga kerja, dan manfaat bagi masyarakat. Terlebih di akhir perjanjian, 30 tahun kemudian, seluruh bangunan akan diserahkan menjadi milik Pemkot Magelang," katanya.
Ketua Tim Bangun Guna Serah (BGS) M Abdul Azis menjelaskan pencanangan itu untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan berkenaan dengan proses pembangunan di atas aset tanah milik pemkot yang dikenal dengan eks-MT (Magelang Theater) dan Tidar Theater, melalui kerja sama dengan PT Grha Karya Insvestama Jakarta.
"Pencanangan ini juga untuk memberikan tanda yang dapat diketahui oleh masyarakat luar, tentang upaya dan kerja keras Pemkot Magelang dalam mengoptimalkan aset serta mendukung pembangunan di lahan tata ruang yang termasuk dalam kawasan perdagangan dan jasa, sehingga lebih berdaya guna," katanya.
Dia mengatakan pada 21 Juli 2020 ditandatangani perjanjian kerja sama BGS untuk pemanfaatan tanah milik Pemkot Magelang, sebagai dasar pelaksanaan pembangunan. Proses itu, sebelumnya telah melalui tahapan panjang, sejak 2013, antara lain persiapan, kajian hukum, analisa daya guna, analisa kelayakan, appraisal (penilaian) dari lembaga independen hingga proses lelang/tender.
"Tahapan selanjutnya, pembangunan sesuai dengan ketentuan yang mengikat dan kesepakatan dua pihak dalam perjanjian, yang secara berkesinambungan akan dimonitor dan dievaluasi perkembangannya," ujar Abdul Aziz.
Direktur PT Grha Karya Insvestama Jakarta Yudi menjelaskan proyek senilai kurang lebih Rp200 miliar itu rencananya menjadi bangunan 15 lantai yang menyediakan berbagai fasilitas, antara lain pusat perbelanjaan, pusat pelayanan (one stop service), hotel, dan apartemen.
Dia mengatakan pembangunan dimulai dari basement yang akan menjadi lokasi parkir, lantai 1 untuk kafe/restoran, lantai 2 untuk mal, lantai 3 untuk bioskop, dan lantai 4 untuk pusat pelayanan masyarakat milik Pemkot Magelang, seperti pembayaran PBB, listrik, air bersih, dan berbagai perizinan.
Selain itu, lantai 5 dan 6 rencananya menjadi ballroom dengan kapasitas sekitar 2.000 orang dengan berbagai fasilitasnya, sedangkan lantai 6 ke atas sedang direncanakan menjadi hotel dan apartemen.
Akan tetapi, katanya, pembangunan belum bisa segera dilaksanakan mengingat pandemi COVID-19 belum mereda dan memorak-porandakan ekonomi, termasuk imbasnya terhadap dunia investasi.
"Investasi betul-betul terpuruk akibat pandemi ini. Kami sedang 'injak rem' sebentar. Tapi kita optimistis kami akan terus maju, apalagi pemerintah telah menetapkan Borobudur sebagai destinasi wisata dan ibadah. Masa depan kita masih cerah dan bisa bangkit dari pandemi," katanya.