Pemkab Kudus bakal tambah mesin pompa penyedot air banjir
Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berencana menambah mesin pompa pengendali banjir di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, agar debit air yang dibuang ke sungai bertambah sehingga genangan banjir cepat surut.
"Keberadaan dua unit mesin penyedot air di bangunan polder dengan kapasitas 300 liter per detik saat ini belum maksimal dalam membuang air dari daerah pemukiman di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, ke Sungai Wulan. Idealnya ada empat mesin penyedot air genangan banjir," kata Pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo di sela-sela mengunjungi Polder Dukuh Gendok, Desa Jati Wetan, Kudus, Kamis.
Sementara satu unit mesin pompa yang lebih dahulu ada dengan kapasitas penyedotan air 150-an liter per detik, kata dia, sudah lama tidak bisa dioperasikan karena rusak parah.
Bupati menyiapkan anggaran perbaikan pompa yang rusak berkisar Rp30 jutaan dan akan menambah satu mesin baru agar penanganan banjir bisa maksimal.
"Kebutuhan anggaran untuk pengadaan satu unit mesin pompa tersebut, diperkirakan mencapai Rp700 jutaan. Sedangkan penganggarannya baru bisa dianggarkan tahun depan," ujarnya.
Dalam rangka meminimalkan dampak banjir, selain disediakan polder juga tersedia bangunan reservoir yang memiliki daya tampung air mencapai 4.000 meter kubik lebih, sehingga ketika curah hujan tinggi dampak banjir yang sering melanda pemukiman di Kecamatan Jati dan sekitarnya bisa dikurangi.
Adapun ukuran reservoir yang dibangun tersebut, memiliki panjang 162 meter dengan kedalaman 3,6 meter dan lebar 7,5 meter.
Bangunan reservoir tersebut, awalnya merupakan saluran air di daerah setempat, karena kawasan Desa Jati Wetan sering dilanda banjir, maka pemkab setempat membuat bangunan pengendali banjir berupa reservoir dengan daya tampung yang cukup besar.
Ketika debit air Sungai Wulan kurang dari 100 meter kubik per detik, pembuangan air cukup dibuka pintu polder, sedangkan ketika debit airnya lebih dari 100 meter kubik per detik, tentunya harus memanfaatkan mesin pompa yang sudah ada.
"Keberadaan dua unit mesin penyedot air di bangunan polder dengan kapasitas 300 liter per detik saat ini belum maksimal dalam membuang air dari daerah pemukiman di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, ke Sungai Wulan. Idealnya ada empat mesin penyedot air genangan banjir," kata Pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo di sela-sela mengunjungi Polder Dukuh Gendok, Desa Jati Wetan, Kudus, Kamis.
Sementara satu unit mesin pompa yang lebih dahulu ada dengan kapasitas penyedotan air 150-an liter per detik, kata dia, sudah lama tidak bisa dioperasikan karena rusak parah.
Bupati menyiapkan anggaran perbaikan pompa yang rusak berkisar Rp30 jutaan dan akan menambah satu mesin baru agar penanganan banjir bisa maksimal.
"Kebutuhan anggaran untuk pengadaan satu unit mesin pompa tersebut, diperkirakan mencapai Rp700 jutaan. Sedangkan penganggarannya baru bisa dianggarkan tahun depan," ujarnya.
Dalam rangka meminimalkan dampak banjir, selain disediakan polder juga tersedia bangunan reservoir yang memiliki daya tampung air mencapai 4.000 meter kubik lebih, sehingga ketika curah hujan tinggi dampak banjir yang sering melanda pemukiman di Kecamatan Jati dan sekitarnya bisa dikurangi.
Adapun ukuran reservoir yang dibangun tersebut, memiliki panjang 162 meter dengan kedalaman 3,6 meter dan lebar 7,5 meter.
Bangunan reservoir tersebut, awalnya merupakan saluran air di daerah setempat, karena kawasan Desa Jati Wetan sering dilanda banjir, maka pemkab setempat membuat bangunan pengendali banjir berupa reservoir dengan daya tampung yang cukup besar.
Ketika debit air Sungai Wulan kurang dari 100 meter kubik per detik, pembuangan air cukup dibuka pintu polder, sedangkan ketika debit airnya lebih dari 100 meter kubik per detik, tentunya harus memanfaatkan mesin pompa yang sudah ada.