Yogyakarta (ANTARA) - Seorang dokter spesialis bedah di Daerah Istimewa Yogyakarta berinisial N, meninggal dunia pada Minggu (23/8) setelah positif terpapar COVID-19.
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sadjito, Rukmono Siswishanto, kepada pers di Yogyakarta, Senin, mengatakan sebelum meninggal dokter spesialis bedah tersebut sempat dirawat di RSUP Dr Sardjito.
"Dokter ini memang seorang ahli bedah. Dirawat di RSUP Dr Sardjito tetapi dokter ini bukan dokter di RS Sardjito. Beliau dokter di luar Sardjito, tetapi karena sakit, almarhum dirawat di Sardjito," kata Rukmono yang enggan menyebutkan nama rumah sakit tempat praktik dokter tersebut.
Ketua Tim Airborne Disease RSUP Dr Sardjito, Ika Trisnawati, menjelaskan dokter N mulai dirawat di RSUP Dr Sardjito pada 14 Agustus 2020.
Meski saat itu kondisinya masih cukup baik, kata dia, pada 16 Agustus 2020, pasien itu terpaksa dipindah ke ruang perawatan khusus untuk mendapatkan penanganan intensif disertai pemantauan ketat karena memiliki banyak penyakit penyerta.
"Karena beliau memang memiliki cukup banyak kormobid atau penyakit penyerta sehingga pemantauan intensif disegerakan tidak menunggu kondisi memburuk," kata dia.
Ia mengatakan meski penanganan agresif dan terbaik telah diberikan RSUP Dr Sardjito, perburukan kondisi tetap terjadi dengan cepat yang dimungkinkan karena adanya penyakit penyerta yang dimiliki dokter tersebut.
"Karena kalau COVID-19 itu mana kala ada satu atau dua komorbid saja sudah memengaruhi prognosis (harapan hidup) apalagi kalau ada banyak komorbid," kata ika.
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah DIY untuk Penanganan COVID-19, Berty Murtiningsih mengatakan dokter bedah tersebut diketahui positif COVID-19 setelah mengikuti proses skrining karyawan kesehatan, kemudian masuk register kasus positif COVID-19 ke 1.061 di DIY.
Menurut dia, hingga saat ini proses pelacakan kontak erat dengan dokter tersebut masih dilakukan.
"Riwayat yang kami sampaikan adalah riwayat awal yang tentunya akan dilanjutkan dengan 'tracing' di wilayahnya," kata dia.
Berty menyebutkan bahwa hingga saat ini skrining di kalangan karyawan kesehatan di DIY telah menjangkau sekitar 8.000 orang.
"Yang positif sekitar dua persen. Untuk puskesmas sudah selesai, sedangkan yang rumah sakit masih berlangsung," kata dia.
Baca juga: Dinkes gelar penyelidikan epidemiologi usai pegawai PLTU Tanjung Jati meninggal positif COVID-19
Baca juga: Terpapar COVID-19, seorang guru SD swasta di Pati meninggal dunia
Berita Terkait
Dokter THT sukses jalani operasi katarak dengan JKN
Kamis, 5 Desember 2024 17:45 Wib
Pemerintah lengkapi dokter ahli di Emirates Indonesia Cardiology Hospital Solo
Sabtu, 23 November 2024 17:50 Wib
Polisi gandeng dokter RSCM untuk usut kasus aborsi anak Nikita Mirzani
Selasa, 22 Oktober 2024 16:51 Wib
Dokter sebut osteoporosis perlu dicegah sejak dini
Sabtu, 19 Oktober 2024 15:37 Wib
PPDS Anestesi Undip segera dibuka kembali
Kamis, 10 Oktober 2024 22:55 Wib
IDAI minta pemerintah perhatikan gizi dua tahun pertama kehidupan bayi
Senin, 30 September 2024 20:43 Wib
IDAI imbau satu dokter anak ampu dua puskesmas
Senin, 30 September 2024 20:16 Wib
Investigasi perundungan mahasiswi PPDS Undip, Kemenkes-RSUP dr Kariadi ikut bertanggung jawab
Minggu, 8 September 2024 16:31 Wib