Jakarta (ANTARA) - Hasil survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) mengungkapkan optimisme warga dalam melihat kondisi ekonomi ke depan bakal sedikit menguat.
Direktur Komunikasi SMRC Ade Armando dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, mengemukakan bahwa survei dilakukan melalui wawancara per telepon pada 1.978 responden di seluruh Indonesia (dengan margin of error 2,2 persen) pada 18-20 Juni 2020.
Disebutkan, 44 persen menilai ekonomi rumah tangga tahun depan akan lebih baik, dan 34 persen menilai ekonomi nasional tahun depan akan lebih baik dibanding sekarang.
Ia mengatakan optimisme atas kondisi ekonomi nasional ke depan yang sebesar 34 persen itu lebih rendah dibanding pada masa sebelum COVID-19 yang berkisar antara 51-66 persen dalam lima tahun terakhir.
"Namun demikian, dibanding temuan bulan lalu (4-5 Mei 2020) di mana yang merasa optimistis dengan kondisi ekonomi nasional dan rumah tangga hanya 27-29 persen, optimisme warga sekarang dalam melihat kondisi ekonomi ke depan terlihat sedikit menguat," paparnya.
Dalam survei itu juga ditemukan, mayoritas warga di Indonesia mengetahui adanya kebijakan normal baru, 80 persen setuju pemerintah memulai kebijakan transisi menuju kehidupan normal baru walau kasus penularan COVID-19 belum menurun. Sementara yang tidak setuju ada 15 persen.
Lebih spesifik lagi, 92 persen setuju dengan kebijakan pemerintah yang telah melonggarkan aturan bekerja di luar rumah.
Demikian juga, 93 persen setuju dengan kebijakan pemerintah yang telah melonggarkan aturan penggunaan tempat ibadah dan 90 persen setuju dengan kebijakan pemerintah yang telah melonggarkan aturan penggunaan transportasi umum. Warga Indonesia yang mengetahui adanya kebijakan Normal Baru itu sendiri mencapai 81 persen dari keseluruhan warga Indonesia.
Menurut Ade, dukungan warga terhadap langkah normal baru ini nampaknya berkorelasi dengan pandangan warga tentang kondisi ekonomi.
Sekitar 85 persen merasa keadaan ekonomi nasional sekarang lebih buruk dibanding tahun lalu. Survei juga menemukan, 71 persen warga merasa kondisi ekonomi rumah tangganya sekarang lebih buruk atau jauh lebih buruk dibanding sebelum ada wabah COVID-19. Sekitar 76 persen mengaku pendapatan merosot setelah adanya wabah.
"Di sisi lain, persentase penilaian negatif ini menunjukkan penurunan dibandingkan survei sebelumnya. Sentimen negatif paling tinggi terhadap ekonomi nasional mencapai 92 persen pada 12-16 Mei 2020. Namun setelah itu perlahan menurun menjadi 85 persen dalam survei terakhir 18-20 Juni 2020," kata Ade.
Begitu pula, persentase mereka yang menganggap kondisi ekonomi rumah tangga mereka memburuk mengalami penurunan dibandingkan survei pada 20-22 Mei, di mana penilaian negatif itu mencapai 83 persen.
Baca juga: BI: Soloraya mengalami perlambatan ekonomi
Baca juga: Dorong sektor investasi untuk tingkatkan pertumbuhan ekonomi
Berita Terkait
SMRC: Elektabilitas Andika-Hendi naik signifikan tiga bulan terakhir
Sabtu, 16 November 2024 18:39 Wib
SMRC: Masyarakat tak ingin Pemilu 2024 diundur
Sabtu, 22 Januari 2022 10:20 Wib
Survei SMRC: Ganjar tetap unggul jika Prabowo-Puan diduetkan pada Pilpres 2024
Kamis, 7 Oktober 2021 16:10 Wib
Survei SMRC: Mayoritas warga tidak percaya PKI bangkit
Jumat, 1 Oktober 2021 18:55 Wib
Survei SMRC: Mayoritas warga tolak Jokowi maju di Pilpres 2024
Minggu, 20 Juni 2021 17:15 Wib
Survei SMRC sebutkan NasDem tak lolos, Waketum: Jangan-jangan ini diorder
Senin, 14 Juni 2021 15:01 Wib
Survei: Warga DKI Jakarta tertinggi tolak vaksin COVID-19, Jateng terendah
Selasa, 23 Maret 2021 21:17 Wib
SMRC: Mayoritas warga tidak setuju investasi asing berdampak positif
Minggu, 9 Agustus 2020 20:15 Wib