Magelang (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Magelang, Jawa Tengah, telah menindaklanjuti dengan penyelidikan epidemologi (PE) di masing-masing tempat tinggal dua pasien baru yang terkonfirmasi positif COVID-19.
"Dinkes sudah PE di Kelurahan Cacaban sebanyak 8 orang dan Kelurahan Kramat Utara 18 orang," kata Penanggungjawab Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Magelang Joko Budiyono di Magelang, Kamis.
Dua pasien baru positif COVID-19 tersebut adalah seorang balita usia 9 bulan asal Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah, dan seorang laki-laki usia 64 asal Kelurahan Kramat Utara, Kecamatan Magelang Utara.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang, dr Majid Rohmawanto mengatakan kedua pasien dinyatakan positif pada Rabu (27/5) setelah kedua pasien menjalani tes swab pada Senin (25/5) saat pertama masuk ke RSUD Tidar.
Majid menerangkan si bayi diduga tertular oleh bapaknya yang diketahui baru pulang dari Riau. Sedangkan pasien asal Kramat Utara memiliki riwayat pergi ke Kabupaten Temanggung pada 15 Mei 2020.
"Keduanya kini masih di ruang isolasi. Si bayi diisolasi bersama dengan ibunya, sedangkan yang lansia ditunggui istrinya,” katanya dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Magelang.
Baca juga: Kota Magelang perketat penerapan protokol kesehatan menuju normal baru
Sementara Joko mengakui kasus COVID-19 sempat landai bahkan nihil penambahan pasien positif COVID-19 selama dua pekan terakhir. Sebelum kemudian ada penambahan dua pasien tersebut, pada Rabu (27/5) sore.
"Tentu saja harapan ke depan tidak ada penambahan pasien terkonfirmasi positif lagi. Semua pasien sudah diisolasi di RSUD Budi Rahayu. Sementara keluarganya karantina mandiri," kata Joko yang juga Sekda Kota Magelang itu.
Joko berharap kesadaran masyarakat untuk mematuhi anjuran protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran virus ini.
Ia melihat masih ada warga yang nekat melanggar anjuran pemerintah, hingga akhirnya terinfeksi dan merugikan lingkungan sekitarnya.
"Tetap ada yang nekat. Yang pasien Kramat Utara masih ikut takbiran, padahal sudah dilarang. Akhirnya semua yang ikut takbiran kita PE semua," katanya.
Ia menyampaikan rencana penerapan tata kehidupan baru atau new normal di saat pandemi COVID-19 tetap akan berjalan di Kota Magelang, meskipun kasus COVID-19 belum sepenuhnya selesai di Kota Magelang.
"'New normal' (normal baru) tetap akan jalan, sedang kita kaji. Karena kalau tidak jalan kita tidak mungkin bisa bergerak, sebagai makhluk sosial kita harus berinteraksi. Di tengah COVID-19 kita harus tetap hidup, bertahan, dengan ketentuan protokol kesehatan," katanya. (hms)
Baca juga: Kota Magelang jadikan kearifan lokal sebagai kekuatan lawan COVID-19