"Saya sih minta dua jalur itu yang digunakan menjadi penghubung antara bandara YIA (Bandara Internasional Yogyakarta, red) ke Borobudur, daripada membuat jalan baru, lebih baik memanfaatkan yang sudah ada, menurut saya itu lebih gampang," katanya di Semarang, Senin.
Selain lebih mudah, menurut dia, penggunaan dua jalur itu sebagai akses para wisatawan menuju Objek Wisata Candi Borobudur juga akan berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar.
Baca juga: Difokuskan, pembebasan Tol Semarang-Yogyakarta
Menurut Ganjar, masyarakat dapat menawarkan produk kerajinan maupun kuliner dan amenitas lain karena tidak menutup kemungkinan para wisatawan yang turun ke bandara dan hendak berwisata ke Candi Borobudur tertarik dengan sejumlah makanan, kerajinan tangan dan produk apapun yang ditawarkan masyarakat.
"Nanti masyarakat yang ada di dua jalur itu yakni masyarakat Kulonprogo dan Purworejo dapat ketiban berkah dari para wisatawan yang datang," ujarnya.
Terkait dengan konektivitas Bandara Internasional Yogyakarta dengan Objek Wisata Candi Borobudur, Ganjar mengungkapkan bahwa hal tersebut menjadi perhatian serius Presiden Joko Widodo.
Beberapa kali, dirinya diundang rapat untuk penyiapan infrastruktur dan amenitas untuk pengembangan kawasan Objek Wisata Candi Borobudur.
"Terkait jalur penghubung, Kementerian PUPR sudah menawarkan, apakah mau buat jalan baru atau pakai 'eksisting' yang sudah ada. Kami usulkan pakai yang sudah ada saja, yakni di Bedah Menoreh dan jalur Purworejo, tinggal diperlebar ruasnya, lebih cepat dan gampang," katanya.
Kendati demikian, lanjut Ganjar, jika usulan itu disepakati, pemerintah pusat meminta daerah ikut membantu menyelesaikan proses pembebasan lahan untuk proses pelebaran jalan itu.
Baca juga: Terkait Tol Semarang-Yogyakarta, Ganjar: Kalau bisa tidak melewati lahan subur