Boyolali (ANTARA) - Jumlah kuota pupuk bersubsidi untuk petani di wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada 2019 bertambah, sehingga totalnya menjadi 50.668 ton atau stok aman.
Jatah kuota pupuk bersubsidi untuk Boyolali baik jenis urea, SP36, NPK, ZA, maupun organik pada awal 2019 sebanyak 49.695 ton, tetapi hingga September ini, mendapatkan tambahan menjadi 50.668 ton, kata Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Ibnu Sutopo, di Boyolali, Rabu.
"Tahun ini Boyolali mendapatkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi dari Pemerintah Provinsi Jateng sebanyak 973 ton," kata Ibnu.
Baca juga: Ajukan pupuk subsidi, petani diimbau ikuti aturan
Jumlah alokasi pupuk bersubsidi di wilayah Boyolali tersebut terdiri atas jenis urea sebanyak 21.500 ton, SP36 (4.390) ton, ZA (8.500) ton, NPK (10.724) ton, dan organik (5.554) ton.
Pupuk jenis urea dan SP36 yang mendapat tambahan paling banyak. Untuk urea dari 21.182 ton bertambah menjadi 21.500 ton, begitu juga SP36, dari 4.090 ton menjadi 4.390 ton. Sedangkan, pupuk jenis Za dari 8.345 ton menjadi 8.500 ton.
Pupuk jenis organik untuk kebutuhan petani di Boyolali, tahun ini, juga bertambah 200 ton dari 5.354 ton menjadi 5.554 ton. Khusus untuk pupuk NPK tetap, karena pemprov tidak memberikan tambahan.
Pihaknya beharap dengan adanya tambahan kuota pupuk bersubsidi dari pemerintah tersebut para petani kebutuhannya akan tercukupi atau paling tidak stok di daerah tersedia cukup.
Baca juga: Distribusi Pupuk Subsidi Diminta Tepat Sasaran
Petani di Boyolali yang menggunakan pupuk organik dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, sehingga pemerintah meminta kepada petani kembali ke alam atau pemanfaatan pupuk organik dengan mengurangi konsumsi pupuk kimia.
Menyinggung soal dugaan adanya penyelewengan pupuk bersubdidi di Boyolali, Dinpertan sudah melakukan koordinasi dengan aparat keamanan baik dari TNI maupun kepolisian setempat.
Pupuk bersubsidi sangat vital terhadap keamanan pangan, sehingga aparat keamanan TNI/ Polri terus mengawasi pendistribusian hingga ke para petani guna menjaga kedaulatan pangan.
Menurut Serka Widada, salah satu petugas Bintara Pembina Desa (Babinsa) Desa Senggrong Kodim 0724 Boyolali secara rutin melakukan pengawasan terhadap pendistribusian pupuk bersubsidi.
Hal tersebut dilakukan untuk menjaga ketersediaan pupuk dan mencegah adanya penyalahgunaan pupuk khususnya yang mendapat subsidi dari Pemerintah. "Kami mengawal dari tingkat distributor hingga ke para petani, untuk memastikan stok pupuk aman".
Baca juga: Petani Tebu Kudus Berharap Subsidi Pupuk Tak Dihapus
Baca juga: Subsidi Pupuk Dipangkas, Petani Tak Terpengaruh
Berita Terkait
Agar lebih meriah, KPU Surakarta tambah kuota jumlah pendukung di debat kedua
Senin, 18 November 2024 21:27 Wib
Berlabel "World Athletic", pendaftar BorMar 2024 tembus 30 ribu pelari
Rabu, 9 Oktober 2024 12:45 Wib
Jateng bakal tambah kuota mudik gratis Lebaran 2025
Senin, 7 Oktober 2024 18:19 Wib
Smartfren rayakan Kemerdekaan RI dengan promo kuota hingga 45 persen
Senin, 12 Agustus 2024 14:26 Wib
Jateng minta perpanjangan kuota 500 KPR ASN
Kamis, 8 Agustus 2024 6:45 Wib
Penyelenggaraan ibadah haji 2024, Kuota Embarkasi Solo terserap 100 persen
Jumat, 2 Agustus 2024 13:02 Wib
Pengembang perumahan di Jateng minta tambahan kuota rumah bersubsidi
Jumat, 2 Agustus 2024 9:57 Wib
Imigrasi buka kuota 790 pemohon paspor pada peringatan Hari Pangayoman
Kamis, 1 Agustus 2024 7:48 Wib