Banjarnegara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menyalurkan sebanyak 965.000 liter air guna mengatasi kekeringan di wilayah setempat.
"Guna mengatasi kekeringan, sejak awal penanganan hingga saat ini kami telah menyalurkan 193 tanki atau setara dengan 965.000 liter air ke wilayah yang mengalami krisis air bersih," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arief Rahman di Banjarnegara, Kamis.
Dia menambahkan, pihaknya terus melakukan pendistribusian air secara berkala ke wilayah terdampak kekeringan.
Dia menyontohkan, pada Rabu (7/8) pihaknya telah menyalurkan air ke Desa Kaliajir dan Desa Merden Kecamatan Purwanegara, serta Desa Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok.
"Pengiriman pada hari Rabu (7/8) kemarin sebanyak 9 rit masing-masing rit sebanyak 5.000 liter air sehingga jumlahnya menjadi 45.000 liter air," katanya.
Dia mengatakan, hingga hari ini jumlah desa yang mengalami kekeringan sebanyak 16 desa.
"Jumlahnya masih sama dengan pada pekan sebelumnya yakni 16 desa, belum ada tambahan desa baru," katanya.
Baca juga: Atasi kekeringan, Temanggung bangun 7 sumur bor tahun ini
Dia menyebutkan, 16 desa tersebut antara lain Desa Kalitengah, Desa Karanganyar, Desa Kaliajir, Desa Merden, Desa Petir, Kecamatan Purwanegara.
Selain itu, Desa Jalatunda dan Desa Somawangi Kecamatan Mandiraja.
Selain itu, Desa Karangjati Kecamatan Susukan, dan Desa Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok.
Selain itu, Desa Kebutuhjurang, Desa Kebutuhduwur, Desa Lebakwangi dan Desa Duren, Kecamatan Pagedongan.
Desa Kebondalem Kecamatan Bawang dan Desa Ampelsari Kecamatan Banjarnegara.
Selain itu, Desa Kecepit, Kecamatan Punggelan.
Pihaknya memprediksi, jumlah desa tersebut masih bisa bertambah mengingat musim kemarau akan memasuki puncaknya pada bulan Agustus mendatang.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Kabupaten Banjarnegara telah memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus ini.
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi
mengatakan, tren curah hujan di wilayah Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya terus mengalami penurunan karena wilayah ini sudah mulai memasuki musim kemarau sejak awal bulan Juni 2019.
Baca juga: 500 hektare tanaman padi di Banyumas puso akibat kekeringan
Baca juga: 11 desa kekeringan di Temanggung peroleh bantuan air bersih
Baca juga: BPBD Banyumas telah salurkan 1.395.000 liter air ke wilayah kekeringan