Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, berharap dengan diberlakukannya sistem zonasi oleh Kementerian Pendidikan akan meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan di daerah itu.
"Oleh karena, saya ingin mengetahui jelas sistem zonasi tersebut diterapkan di sekolah atau tidak. Kalau ada penolakan (pihak sekolah) alasannya apa dan jika ada kekurangan (siswa) karena apa," kata Bupati Batang, Wihaji saat melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah sekolah di Batang, Senin.
Saat sidak, Bupati Wihaji menerima informasi ada sekolah yang masih kekurangan siswa yaitu di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Batang dan sekolah yang kelebihan siswa di SMPN 1 Batang.
Ia mengatakan tujuan sidak ini sekaligus untuk memastikan apakah ada masalah atau tidak pada kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
Baca juga: Apeksi rekomendasikan evaluasi sistem zonasi PPDB
"Sidak saya lakukan untuk memastikan masa pengenalan lingkungan sekolah tidak ada masalah, Mengecek apakah betul para guru masuk semunya usai libur panjang sesuai dengan laporannya," katanya.
Ia mengatakan pemkab menargetkan ada peningkatan kualitas dan nilai di setiap sekolah dengan melalui sistem zonasi tersebut.
"Kami menargetkan nilai pendidikan sekolah dapat naik peringkatnya di Jateng dibanding sebelumnya. Oleh karena, kami menekankan para guru harus bisa meningkatkan prestasi pendidikan di daerah ini," katanya.
Kepala Sekolah SMPN 1 Batang Akhmad Suroso mengatakan melalui sistem zonasi ini, SMPN 1 Batang pada tahun ajaran baru 2019/2010 menolak 81 siswa karena kuota siswa sudah mencukupi.
"Jumlah total siswa yang mendaftar sebanyak 237 anak namun yang kita butuhkan 192 siswa sehingga 81 siswa diarahkan mendaftar ke sekolah lain," katanya.
Baca juga: Sistem zonasi PPDB mudahkan siswa akses sekolah terdekat