Solo (ANTARA) - Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Surakarta menargetkan mampu menyalurkan dana bantuan Rp15 miliar/tahun untuk program kemanusiaan, baik di dalam maupun luar negeri.
"Karena untuk Cabang Surakarta ini baru berdiri 10 bulan, jadi belum banyak yang kami himpun," kata Kepala Cabang ACT Surakarta Septi Endrasmoro pada kegiatan "Philantropi Gathering" dengan tema "Marhaban Ya Dermawan, Kemudahan Menebar Kebaikan" di sebuah hotel di Solo, Rabu.
Ia mengatakan sejauh ini dana yang terhimpun baru sekitar Rp4 miliar. Angka ini berasal dari ratusan donatur yang ada di Soloraya.
Berdasarkan data ACT, dikatakannya, ada dua jenis donatur yang dimiliki oleh ACT, yaitu donatur publik yang merupakan individu dengan jumlah sekitar 500 orang dan donatur kelompok, baik itu komunitas, jemaah masjid, maupun korporasi dengan jumlah sekitar 400 donatur.
Untuk memastikan target dapat terpenuhi, pihaknya terus melakukan sosialisasi demi menjaring lebih banyak donatur.
"Pada prinsipnya kami sebagai lembaga nonpemerintah, yang kami lakukan berdasar atas dukungan masyarakat. Kami dapat dukungan publik secara luas, baik itu donatur maupun kemitraan. Untuk sosialisasi ini kami lakukan ke kampus-kampus, masjid agar kiprah ACT bisa diketahui masyarakat luas," katanya.
Sementara itu, bukan hanya dana bantuan yang menjadi fokus ACT tetapi juga menyediakan relawan yang siap memberikan bantuan pada saat terjadi bencana alam.
"Saat ini di Soloraya kami ada sekitar 600 relawan, paling jauh kami pernah mengirimkan relawan hingga ke Palu. Kalau untuk kejadian di luar negeri seperti Palestina, kami langsung menjaring relawan dari sana," katanya.
Mengenai penerjunan relawan di daerah tertentu, pihaknya menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada, seperti jika yang dibutuhkan adalah "trauma healing" maka yang diterjunkan adalah relawan berlatar belakang psikolog.
"Kalau relawan kami dari berbagai macam latar belakang, di antaranya dari dokter, PNS, dan pengusaha," katanya.