Boyolali (Antaranews Jateng) - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali melakukan sterilisasi terhadap hewan piaraan masyarakat khusus kucing dan anjing untuk mengendalikan populasi serta mencegah penyakit hewan menular strategis (PHMS) rabies.
"Namun, kami hingga sekarang belum menemukan adanya kasus penyakit rabies di Boyolali," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Juwaris, di Boyolali, Kamis.
Menurut Juwaris, kasus gigitan hewan peliharaan seperti anjing atau kucing sering terjadi, tetapi semuanya selalu negatif rabies. Termasuk kasus gigitan hewan kera juga penular rabies, terjadi di Desa Sendang Karanggede, juga dilaporkan negatif.
Juwaris mengatakan di Boyolali telah terjadi kasus gigitan anjing sekitar 17 kali, tetapi dari hasil pemeriksaan semuanya negatif rabies. Jika terjadi gigitan anjing ke manusia, maka anjing itu, tidak boleh dibunuh, akan diambil sampelnya, itu penyebab rabies atau tidak.
"Jika negatif rabies, korban aman. Namun, jika korban positif, maka pasien harus ada perlakuan karena nanti bisa menular," kata Juwaris.
Kendati demikian, pihaknya terus melakukan pencegahan dengan menyelenggarakan program sterilisasi bagi hewan pembawa rabies (HPR) berupa anjing dan kucing. Hal itu, karena keprihatinan terhadap populasi yang cukup banyak dan sudah tidak terkendali di Boyolali.
Menurut Juwaris kegiatan tersebut menjalin kerja sama dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jateng IV serta sejumlah petshop di Boyolali, dan digelar di lima Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yakni di Ngemplak, Karanggede, Mojosongo, Ampel, dan Simo.
"Kami belum bisa menghitung berapa populasi anjing dan kucing di Boyolali hingga sekarang," katanya.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau masyarakat pemilik hewan peliharaan anjing atau kucing untuk melapor ke Disnakan. Hal ini, sebagai langkah antisipasi jika terjadi sesuatu pengobatannya akan lebih aktif.
Pihaknya mengkhawatirkan banyaknya populasi kucing liar yang ada di Boyolali. Hewan itu, akan memakan makanan sisa yang kotor bisa menularkan penyakit ke manusia seperti scabies dan jamur. Kucing yang tidak ada yang merawat diyakini akan mudah terkena penyakit.
Oleh karena itu, pihaknya berharap masyarakat dan komunitas pecinta hewan makin mengenal lebih dekat dengan Puskeswan agar peduli dengan kondisi kesehatan hewan peliharaan mereka seperti anjing dan kucing.
Berita Terkait
Disnakan sebut Boyolali masih aman penyakit Antraks
Selasa, 19 Maret 2024 15:00 Wib
Boyolali mulai vaksinasi sapi perah di zona hijau PMK
Senin, 27 Juni 2022 23:26 Wib
Disnakan Boyolali siapkan tiga syarat penyembelihan hewan kurban
Rabu, 22 Juni 2022 23:23 Wib
Pemkab Boyolali gencarkan sosialisasi cegah PMK di daerah prioritas
Selasa, 14 Juni 2022 18:57 Wib
Disnakan Kudus temukan hewan ternak terjangkit scabies
Selasa, 28 Juli 2020 18:21 Wib
Disnakan Boyolali imbau penyembelihan hewan kurban di RPH
Selasa, 28 Juli 2020 14:25 Wib
Jelang Idul Adha, Disnakan Temanggung intensifkan pemeriksaan hewan kurban
Selasa, 28 Juli 2020 9:07 Wib
Ribuan ternak di Boyolali divaksinasi antisipasi antrax
Selasa, 21 Januari 2020 8:47 Wib