Purwokerto (Antaranews Jateng) - Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas terus melaksanakan program Pencegahan Penularan Ibu ke Anak (PPIA) dalam rangka pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS, kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Banyumas Setiarini.
"Program ini dilaksanakan untuk mencegah penularan HIV dari ibu yang positif kepada anaknya. Ibu hamil yang positif HIV akan diberikan terapi pemberian obat ARV agar virus HIV di dalam tubuhnya bisa dikendalikan," katanya didampingi Pengelola Program HIV Dinkes Banyumas Novalina Veny di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Ia mengatakan berdasarkan data, di Kabupaten Banyumas pada bulan Januari hingga September 2018 ditemukan sebanyak 152 kasus HIV dan AIDS sebanyak 152 orang.
Dari jumlah kasus tersebut, kata dia, Dinkes Kabupaten Banyumas melalui program PPIA berhasil menemukan sebanyak 16 ibu hamil yang positif HIV.
"Dengan program PPIA ini, kita dapat menyelamatkan generasi penerus dari penularan HIV. Ibu hamil dengan HIV diharapkan sedini mungkin minum ARV selain untuk menghindarkan penularan HIV kepada bayinya juga menghindarkan bayi yang dilahirkan mengalami kekerdilan (stunting, red.)," katanya.
Terkait dengan Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember, Setiarini mengatakan hal itu dimaknakan sebagai peringatan atas tingginya kasus HIV di Indonesia sehingga diperlukan perhatian, komitmen, serta dukungan nyata dari semua pihak dalam pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS.
Menurut dia, penyebarluasan informasi yang benar tentang HIV/AIDS kepada masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kepedulian serta peranan aktif dari masyarakat agar tidak ada lagi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
"Peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2018 ini dapat dijadikan momentum gerakan masyarakat untuk bersama-sama peduli tentang HIV, memahami pentingnya melakukan tes HIV sehingga status HIV dapat segera diketahui, dan bila positif dapat segera mendapatkan pengobatan. Serta berubahnya paradigma masyarakat terkait HIV/AIDS, dari penyakit yang ditakutkan serta mematikan menjadi penyakit kronis yang dapat dikelola dan ada obatnya," katanya.
Ia mengatakan tema nasional peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2018, yakni "Saya Berani, Saya Sehat!" yang melanjutkan semangat tema tahun 2017 yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian seluruh masyarakat terhadap HIV/AIDS dengan cara melakukan tes HIV dan melanjutkan dengan pengobatan ARV sedini mungkin jika terdiagnosa HIV.
"Dengan mengetahui status kesehatan sejak dini dan memulai segera pengobatan ARV, yang merupakan satu-satunya obat HIV, maka kesehatan dan kualitas hidup kita tetap terjaga, sehingga kita tetap produktif untuk memberikan yang terbaik bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat," katanya.
Setiarini mengatakan makin banyak masyarakat yang mengetahui status HIV dan mendapatkan pengobatan ARV sejak dini maka dapat mendorong percepatan tercapainya penurunan epidemi HIV sehingga Indonesia dapat mencapai "3 Zero", yaitu tidak ada infeksi baru HIV, tidak ada kematian akibat AIDS, serta tidak ada stigma dan diskriminasi untuk mencapai eliminasi HIV pada tahun 2030.