BUMN Hadir - SMN Kalbar terpikat arsitektur Lawang Sewu
Semarang (Antaranews Jateng) - Peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2018 dari Kalimantan Barat terpikat keindahan arsitektur bangunan cagar budaya Museum Lawang Sewu Semarang.
Sebelum berkeliling, para peserta SMN asal Kalbar mengikuti upacara memperingati HUT Ke-73 Kemerdekaan RI bersama jajaran badan usaha milik negara (BUMN) di Museum Lawang Sewu Semarang, Jumat.
Program SMN merupakan kegiatan pertukaran pelajar di Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan difasilitasi seluruh BUMN yang memiliki wilayah kerja di 34 provinsi.
Pada tahun ini, PT KAI ditunjuk sebagai koordinator kegiatan SMN di Jateng bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, dan Perum Perhutani.
Kunjungan ke Lawang Sewu merupakan rangkaian kegiatan SMN di Jateng yang diikuti 23 pelajar asal Kalbar, termasuk tiga siswa difabel dari serangkaian kegiatan yang mereka ikuti hingga 21 Agustus mendatang.
Di Museum Lawang Sewu Semarang tersimpan berbagai dokumentasi, termasuk foto-foto, peralatan, dan ornamen mengenai sejarah perkeretaapian di Indonesia sejak zaman Belanda hingga sekarang.
Mereka diajak berkeliling menyusuri setiap sudut bangunan eksotik yang dibangun sejak 1904 itu dengan berbagai arsitektural dan ornamen-ornamen khas yang masih terawat sampai saat ini.
Salah satu siswa peserta SMN asal Kalbar, Erka (18) mengaku sangat terkesan dengan keindahan dan kemegahan Museum Lawang Sewu sebagai bangunan kuno peninggalah sejarah bangsa Indonesia.
"Saya melihat begitu indah dan uniknya bangunan ini (Lawang Sewu, red.). Bangunan peninggalan sejarah yang begitu besar dan tetap bertahan sampai sekarang," kata siswa SMK Maniamas, Ngabang, Kalbar itu.
Direktur PT KAI Edi Sukmoro menjelaskan program SMN merupakan bentuk sinergitas perusahaan "pelat merah" yang dilaksanakan secara menyeluruh dengan melaksanakan program pertukaran pelajar.
"Tidak hanya mengirimkan pelajar dari Kalbar ke sini, tetapi dikirimkan ke mana-mana. Tujuannya, generasi muda ini bisa mencintai nusantara secara menyeluruh. Tidak terkotak-kotak," katanya, usai memimpin upacara.
Dengan meninjau Lawang Sewu sebagai bangunan "heritage", Edi mengharapkan para pelajar yang merupakan penerus bangsa itu peduli untuk merawat dan melestarikan apa yang diwariskan pendahulunya.
Tak hanya upacara bendera dan kunjungan peserta SMN, dalam kesempatan itu dilakukan pula pembagian bantuan CSR dalam program "BUMN Hadir Untuk Negeri" kepada masyarakat di sekitar Jateng.
Kucurkan Rp2,1 miliar
Dalam program BUMN Hadir untuk Negeri, KAI telah menggelontorkan dana CSR-nya sekitar Rp2,1 miliar, di antaranya untuk program SMN, program Taman Baca di SMK Jateng, dan pembangunan fasilitas MCK di Demak.
Selain dari KAI, hadir dalam kesempatan itu Asisten Deputi Layanan Hukum BUMN Rini Widyastuti, dan perwakilan PT TWC, KIW, dan Perhutani, serta perwakilan dari Kementerian Perhubungan.
Rini selaku Asisten Deputi Layanan Hukum BUMN mengatakan program SMN dari sisi kuantitas dari tahun ke tahun semakin meningkat dengan penambahan jumlah peserta 100 orang setiap tahun.
"Tiap tahun pesertanya bertambah 100 orang. Terakhir ini sekitar 800-900 peserta, tahun kemarin ada 750 peserta, sementara sebelumnya hanya 650 peserta. Tahun depan, kami harapkan 1.000 peserta," katanya.
Sebelum berkeliling, para peserta SMN asal Kalbar mengikuti upacara memperingati HUT Ke-73 Kemerdekaan RI bersama jajaran badan usaha milik negara (BUMN) di Museum Lawang Sewu Semarang, Jumat.
Program SMN merupakan kegiatan pertukaran pelajar di Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan difasilitasi seluruh BUMN yang memiliki wilayah kerja di 34 provinsi.
Pada tahun ini, PT KAI ditunjuk sebagai koordinator kegiatan SMN di Jateng bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, dan Perum Perhutani.
Kunjungan ke Lawang Sewu merupakan rangkaian kegiatan SMN di Jateng yang diikuti 23 pelajar asal Kalbar, termasuk tiga siswa difabel dari serangkaian kegiatan yang mereka ikuti hingga 21 Agustus mendatang.
Di Museum Lawang Sewu Semarang tersimpan berbagai dokumentasi, termasuk foto-foto, peralatan, dan ornamen mengenai sejarah perkeretaapian di Indonesia sejak zaman Belanda hingga sekarang.
Mereka diajak berkeliling menyusuri setiap sudut bangunan eksotik yang dibangun sejak 1904 itu dengan berbagai arsitektural dan ornamen-ornamen khas yang masih terawat sampai saat ini.
Salah satu siswa peserta SMN asal Kalbar, Erka (18) mengaku sangat terkesan dengan keindahan dan kemegahan Museum Lawang Sewu sebagai bangunan kuno peninggalah sejarah bangsa Indonesia.
"Saya melihat begitu indah dan uniknya bangunan ini (Lawang Sewu, red.). Bangunan peninggalan sejarah yang begitu besar dan tetap bertahan sampai sekarang," kata siswa SMK Maniamas, Ngabang, Kalbar itu.
Direktur PT KAI Edi Sukmoro menjelaskan program SMN merupakan bentuk sinergitas perusahaan "pelat merah" yang dilaksanakan secara menyeluruh dengan melaksanakan program pertukaran pelajar.
"Tidak hanya mengirimkan pelajar dari Kalbar ke sini, tetapi dikirimkan ke mana-mana. Tujuannya, generasi muda ini bisa mencintai nusantara secara menyeluruh. Tidak terkotak-kotak," katanya, usai memimpin upacara.
Dengan meninjau Lawang Sewu sebagai bangunan "heritage", Edi mengharapkan para pelajar yang merupakan penerus bangsa itu peduli untuk merawat dan melestarikan apa yang diwariskan pendahulunya.
Tak hanya upacara bendera dan kunjungan peserta SMN, dalam kesempatan itu dilakukan pula pembagian bantuan CSR dalam program "BUMN Hadir Untuk Negeri" kepada masyarakat di sekitar Jateng.
Kucurkan Rp2,1 miliar
Dalam program BUMN Hadir untuk Negeri, KAI telah menggelontorkan dana CSR-nya sekitar Rp2,1 miliar, di antaranya untuk program SMN, program Taman Baca di SMK Jateng, dan pembangunan fasilitas MCK di Demak.
Selain dari KAI, hadir dalam kesempatan itu Asisten Deputi Layanan Hukum BUMN Rini Widyastuti, dan perwakilan PT TWC, KIW, dan Perhutani, serta perwakilan dari Kementerian Perhubungan.
Rini selaku Asisten Deputi Layanan Hukum BUMN mengatakan program SMN dari sisi kuantitas dari tahun ke tahun semakin meningkat dengan penambahan jumlah peserta 100 orang setiap tahun.
"Tiap tahun pesertanya bertambah 100 orang. Terakhir ini sekitar 800-900 peserta, tahun kemarin ada 750 peserta, sementara sebelumnya hanya 650 peserta. Tahun depan, kami harapkan 1.000 peserta," katanya.