Semarang (Antaranews Jateng) - Para pengrajin batik dengan berbagai corak di Provinsi Jawa Tengah diminta menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas (3K) produk-produknya sebagai upaya pengembangan usaha.
"Pengrajin dituntut bisa menyesuaikan kualitas dan standar produk dengan permintaan pasar sehingga dalam mengembangkan usaha batik harus berpedoman pada 3K yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, serta menjaga kontinuitas produksi," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono di Semarang, Selasa.
Ia mengungkapkan kendala yang selama ini dihadapi oleh para pengrajin batik adalah dalam meningkatkan kuantitas produk dan menjaga kontinuitas produksinya.
Bahkan sering kali para pengrajin batik tidak sanggup untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup besar dan berkesinambungan sehingga banyak yang tidak bisa memperlebar akses pemasarannya.
Oleh karena itu, Sekda meminta para pengrajin dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) batik bergabung membentuk satu koperasi agar pembinaan dan bantuan peralatan dari pemerintah dapat mudah diberikan.
"Jadi kalau sudah bagus sekali, harus bagus terus. Jangan bagus hanya contohnya saja tapi begitu nanti yang berikutnya tidak bagus, kualitasnya kurang. Kualitas sudah terpenuhi tapi pada saat diminta dalam jumlah besar tidak sanggup," ujarnya.
Tidak hanya membantu permodalan dan pelatihan maupun memfasilitasi peralatan, Pemprov Jateng juga terus membantu membukakan pasar untuk para pengrajin dan pelaku UMKM batik.
Salah satu yang akan direalisasikan adalah dengan mengupayakan pendirian gerai khusus UMKM, utamanya batik Jateng di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang.
"Kami juga mendorong masyarakat untuk lebih mencintai batik sehingga dapat mendorong para pengrajin dan UMKM batik terus berkreasi dan berinovasi dalam meningkatkan daya saing produknya," katanya.