Surabaya (Antaranews Jateng) - Sutradara Hollywood asal Indonesia, Livi Zheng, memperingati Hari Kartini dengan cara bermain angklung bersama mahasiswa di Yale University, Amerika Serikat.
"Suatu kebanggaan bisa merayakan Hari Kartini, termasuk memainkan angklung berjudul Ibu Kita Kartini bersama mahasiswa di Yale University," ujarnya melalui siaran pers elektronik yang diterima Antara di Surabaya, Sabtu.
Sineas muda kelahiran Jatim tersebut berkesempatan menjadi dosen tamu di kelas Bahasa Indonesia dalam rangka peringatan Hari Kartini 2018 dan mengajar mahasiswa dari berbagai bangsa.
"Di kampus Yale ini global dan pengalaman sangat mengesankan menyaksikan betapa bersemangatnya mereka menikmati bahasa serta budaya Indonesia," ucap sutradara berusia 29 tahun tersebut.
Selain bermain angklung, puncak dari pembahasan Kartini adalah perayaan kelas juga menampilkan batik dan busana kebaya khas Indonesia yang harapannya menjadi pengenalan budaya Nusantara melalui cuplikan film-film karyanya.
Sebagai tradisi penutup kelas Bahasa Indonesia tahun pertama, kata dia, bacaan perihal tokoh dunia yang menginspirasi diajarkan, seperti dari Indonesia yakni RA Kartini yang merupakan pionir emansipasi perempuan dan pendidikan.
Tak hanya diundang sebagai dosen tamu, sutradara film Brush With Danger tersebut juga dalam sebagai menjadi pembicara "2018 Northeastern Conference" yang diselenggarakan kampus setempat.
Yale University tercatat sebagai salah satu universitas terbaik di AS, dengan sejumlah alumninya antara lain Bill Clinton, Presiden AS ke-42 tahun 1993-2001 dan dari dunia perfilman, pemenang Piala Oscar Jodie Foster serta Meryl Streep.
Di hadapan peserta yang terdiri dari mahasiswa S1 sampai Pasca Sarjana serta sejumlah profesor asal Harvard University, Cornell University, Columbia University dan University of Pennsylvania,Livi berbicara tentang topik yang sekarang tren di AS, yaitu keberadaan imigran.
"Judulnya, Perjalanan Seorang Imigran atau `An Immigrant?s Journey`. Ini sebuah kebanggaan karena saya bisa berbicara di hadapan para akademisi dan sejumlah ilmuwan AS, dari kaca mata saya sebagai seorang imigran di sana," katanya.(Editor : Ruslan Burhani).
"Suatu kebanggaan bisa merayakan Hari Kartini, termasuk memainkan angklung berjudul Ibu Kita Kartini bersama mahasiswa di Yale University," ujarnya melalui siaran pers elektronik yang diterima Antara di Surabaya, Sabtu.
Sineas muda kelahiran Jatim tersebut berkesempatan menjadi dosen tamu di kelas Bahasa Indonesia dalam rangka peringatan Hari Kartini 2018 dan mengajar mahasiswa dari berbagai bangsa.
"Di kampus Yale ini global dan pengalaman sangat mengesankan menyaksikan betapa bersemangatnya mereka menikmati bahasa serta budaya Indonesia," ucap sutradara berusia 29 tahun tersebut.
Selain bermain angklung, puncak dari pembahasan Kartini adalah perayaan kelas juga menampilkan batik dan busana kebaya khas Indonesia yang harapannya menjadi pengenalan budaya Nusantara melalui cuplikan film-film karyanya.
Sebagai tradisi penutup kelas Bahasa Indonesia tahun pertama, kata dia, bacaan perihal tokoh dunia yang menginspirasi diajarkan, seperti dari Indonesia yakni RA Kartini yang merupakan pionir emansipasi perempuan dan pendidikan.
Tak hanya diundang sebagai dosen tamu, sutradara film Brush With Danger tersebut juga dalam sebagai menjadi pembicara "2018 Northeastern Conference" yang diselenggarakan kampus setempat.
Yale University tercatat sebagai salah satu universitas terbaik di AS, dengan sejumlah alumninya antara lain Bill Clinton, Presiden AS ke-42 tahun 1993-2001 dan dari dunia perfilman, pemenang Piala Oscar Jodie Foster serta Meryl Streep.
Di hadapan peserta yang terdiri dari mahasiswa S1 sampai Pasca Sarjana serta sejumlah profesor asal Harvard University, Cornell University, Columbia University dan University of Pennsylvania,Livi berbicara tentang topik yang sekarang tren di AS, yaitu keberadaan imigran.
"Judulnya, Perjalanan Seorang Imigran atau `An Immigrant?s Journey`. Ini sebuah kebanggaan karena saya bisa berbicara di hadapan para akademisi dan sejumlah ilmuwan AS, dari kaca mata saya sebagai seorang imigran di sana," katanya.(Editor : Ruslan Burhani).