Solo, ANTARA JATENG - Pemerintah Kota Solo melepas sebanyak 21 transmigran ke Permukiman Transmigrasi Sepunggur, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.?
"Proses perekrutan peserta transmigrasi tahun ini mulai dari daftar tunggu 3 tahun terakhir di mana ada 50 KK yang sudah terdaftar," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Solo Agus Sutrisno di sela pelepasan di Hotel Pajang Indah Solo, Senin.
Ia mengatakan pada seleksi pertama, dari sebanyak 50 kepala keluarga yang mendaftar dipangkas menjadi 25 kepala keluarga. Selanjutnya pada tahap seleksi kedua dari 25 kepala keluarga dipangkas menjadi 5 kepala keluarga.
"Total dari 5 kepala keluarga ada 21 jiwa ini. Mereka akan berangkat dengan menggunakan jalur laut, besok," katanya.
Agus mengatakan para peserta transmigrasi akan berangkat dari Solo ke Semarang pada malam ini dengan jalur darat. Selanjutnya mereka akan naik kapal Pelni pada hari selanjutnya.
"Selanjutnya mereka akan transit di Makasar sebelum menempuh perjalanan darat ke Desa Sepunggur. Perjalanan butuh 2-3 hari," katanya.
Mengenai Desa Sepunggur, dikatakannya, menjadi model transmigrasi ideal di Indonesia mengingat pada lima tahun ke depan daerah tersebut akan menyatu dengan kota terdekat.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo mengatakan sebelum dipastikan berangkat, para peserta mengikuti berbagai pelatihan. Selain itu, mereka juga memperoleh bekal berupa biaya dan alat pertanian yang diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para transmigran.?
"Harapan kami mereka bisa memperoleh penghidupan lebih baik. Semoga mereka bisa mengolah 1 hektar tanah yang diperuntukan buat masing-masing KK yang diberangkatkan," katanya.
Salah seorang peserta Nur Wahyu (36) mengatakan beberapa waktu terakhir dirinya telah mendaftarkan keluarganya dalam program transmigrasi milik Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.?
"Saya tahu program itu dari seorang teman. Lalu saya diskusi dengan keluarga. Setelah sepakat, saya ajukan syarat-syarat seperti KTP, akta kelahiran, hingga pencabutan KK dari Kelurahan Gilingan, tempat tinggal saya," katanya.
Ia berharap dengan mengikuti program tersebut dia bersama keluarga kecilnya bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Nur Wahyu mengaku sangat senang bisa mengikuti program tersebut karena selain berkesempatan hidup layak, ia juga berhak atas sepeda yang dapat digunakan sebagai alat transportasi selama di sana.
"Selain itu kami juga diberi uang saku Rp6 juta tunai dan tabungan Rp2,5 juta. Yang paling buat saya senang di sana katanya tanahnya subur jadi sangat cocok buat bertani," katanya.