Magelang, ANTARA JATENG - Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, terus berusaha mengembangkan inovasi pengelolaan Pasar Rejowinangun agar daya tariknya bagi masyarakat setempat dan sekitarnya makin kuat dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
"Kami akan merumuskan inovasi lebih lanjut supaya pasar ini bisa makin menjadi daya tarik, tidak hanya di Magelang, tetapi hingga tingkat Kedu," kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di Magelang, Minggu.
Ia mengatakan hal itu saat tasyakuran bersama para pedagang Pasar Rejowinangun terkait dengan prestasi yang diperoleh sebagai pasar tradisional terbaik tingkat nasional melalui penghargaan Pancawarna belum lama ini.
Sigit mengaku bercita-cita menjadikan Pasar Rejowinangun yang terletak di tengah kota dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu sebagai pasar tradisional dengan standar nasional.
Upaya itu, ujarnya, tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemkot akan tetapi membutuhkan dukungan dari semua pihak yang berkepentingan, terutama kalangan pedagang.
Ia menjelaskan jika masyarakat pasar makin maju maka pendapatan pedagang juga makin meningkat.
"Seperti dalam slogan kita, `pasar resik rejekine apik` (Pasar bersih rejeki makin baik, red.). Jadilah pedagang yang jujur. Pedagang juga harus mempertahankan kualitas pasar," katanya.
Pada 2008, Pasar Rejowinangun terbakar hebat. Pemkot Magelang kemudian membangun kembali pasar tersebut.
Berbagai inovasi pengelolaan pasar tersebut juga dilakukan pemkot, antara lain menyangkut konsep pasar semimodern, pembuatan tempat penitipan anak, ruang laktasi, layanan kesehatan, pasar tertib ukur, kantor peguyuban pedagang, dan papan harga sembako.
Selain itu, pemkot menyiagakan puluhan petugas kebersihan pasar, melakukan pembinaan pedagang dengan materi tentang kebersihan lingkungan, memasang kamera pengintai, dan menempatkan petugas keamanan untuk berjaga 24 jam di pasar itu. (hms)