Jakarta, ANTARA JATENG - Kata.ai, startup teknologi di Jakarta yang
memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI),
mengumumkan telah mendapatkan pendanaan Seri A senilai 3,5 juta dolar AS
atau sekitar Rp46,5 miliar.
Pendanaan pertama untuk Kata.ai ini
datang dari kelompok yang dipimpin Trans-Pacific Technology Fund (TPTF)
asal Taiwan, yang diikuti perusahaan Indonesia MDI Ventures milik Telkom
Group, Access Ventures asal Korea, serta Convergence Ventures, menurut
Kata.ai dalam siaran persnya, Rabu malam.
Terlibat juga di
dalamnya VPG Asia, Red Sails Investment, dan angel investor terkemuka,
Eddy Chan. Di samping itu, Barry Lee selaku pimpinan dari TPTF juga akan
bergabung ke dalam dewan direksi Kata.ai, sesuai kesepakatan.
Kata.ai
akan memanfaatkan dana baru ini untuk penelitian dan pengembangan,
dengan harapan dapat memperbesar jangkauannya di pasar Indonesia sembari
memperluas penawarannya.
Selain itu, Kata.ai akan mengembangkan
teknologi Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing/NLP)
dengan tujuan dapat memahami dan meningkatkan kemampuannya beroperasi
dalam beberapa bahasa Asia Tenggara, di luar Bahasa Indonesia yang
dimiliki sekarang.
Dahulu dikenal sebagai YesBoss, perusahaan
yang kemudian membangun teknologi NLP dengan misi melengkapi konsumen
Indonesia dengan asisten virtual dalam ponsel mereka.
Sekarang
YesBoss berhasil mengubah citranya menjadi startup AI yang dikenal hari
ini sebagai Kata.ai. Ini terjadi berkat para co-founder yang mulai
menyadari tingginya permintaan dan potensi aplikasi AI yang luas di
Tanah Air.
Di Indonesia, Kata.ai menerapkan teknologi AI-nya
dalam chatbot. Menurut mereka, dari segi budaya, orang Indonesia lebih
memilih untuk mengobrol dengan perwakilan perusahaan jika mereka
memiliki pertanyaan atau masalah tentang produk atau layanan.
Secara
rata-rata, setiap ponsel cerdas di Indonesia memiliki 4,2 aplikasi
pesan instan, yang dipakai setidaknya beberapa kali sehari oleh 97
persen penggunanya. Aplikasi chatting populer LINE saat ini memiliki
lebih dari 1,6 juta penjual sosial pada layanan official LINE@ di
Indonesia.
Baru-baru ini, Kata.ai bermitra dengan Unilever untuk
membuat chatbot di LINE bernama Jemma, asisten virtual yang melayani
pelanggan atas nama Unilever.
Chatbot ini telah meningkatkan
engagement pengguna secara signifikan, berkat Jemma yang berhasil
berteman dengan lebih dari 1,4 juta pengguna LINE dengan sesi obrolan
rata-rata yang berlangsung sekitar 4 menit. Salah satu sesi obrolan
terpanjang berlangsung selama 2 jam.
Dalam kurun waktu 8 bulan,
jumlah keseluruhan pengguna yang berinteraksi dengan chatbot Kata.ai
telah mencapai 6 juta orang. Bersamaan dengan keberhasilan ini, Kata.ai
juga berhasil menembus sektor lain dengan chatbot-nya, termasuk sektor
telekomunikasi, perbankan, konsultan, dan retail.
Melalui kerja
sama dengan Accenture, Kata.ai membangun chatbot baru bernama Veronika
untuk Telkomsel, sebuah asisten virtual berbasis AI yang dirancang untuk
membantu pengguna melakukan top-up pulsa, membeli paket data, mengatur
janji pertemuan dengan layanan GraPari terdekat, dan banyak lagi.
"Kami
sangat senang berinvestasi di Kata.ai. Melalui analisa dan riset yang
kami lakukan, ditemukan bahwa aplikasi AI berpotensi berperan besar
dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat. Platform NLP Kata.ai
memungkinkan perusahaan untuk membina hubungan dengan pelanggan secara
efisien, terutama dalam budaya berbasis chat," kata Barry Lee.
Dengan
semakin meningkatnya bisnis Kata.ai di pasar negara asalnya sendiri,
startup ini berambisi mengembangkan bisnisnya di luar negeri dalam waktu
dekat. Dengan bantuan TPTF, Kata.ai akan mendirikan anak perusahaan
yang sepenuhnya berdiri di Taiwan dan berkolaborasi dengan startup
teknologi untuk melayani pasar lokal.
"Fleksibilitas teknologi
Kata.ai untuk mengadopsi bahasa baru juga memungkinkan perluasan secara
cepat ke berbagai negara. Dengan memanfaatkan jaringan internasional dan
kemampuan teknologi TPTF, kami ingin memperluas bisnis Kata.ai di luar
Indonesia," katanya.
Di bawah bimbingan CEO Irzan Raditya, Kata.ai
telah menghasilkan pertumbuhan pendapatan sebesar 30 kali lipat dalam
waktu satu tahun. Saat ini, Kata.ai diyakini sebagai perusahaan AI nomor
satu di Nusantara.
"Kami percaya bahwa Indonesia - dan Asia
Tenggara secara keseluruhan - adalah pasar yang ideal untuk chatbot.
Dengan melihat tingginya tingkat penetrasi mobile dan messaging, serta
perilaku pasar, kawasan ini lebih menjanjikan daripada di negara lain di
seluruh dunia," kata Irzan menambahkan.
Berita Terkait
Kementerian Kominfo ingin ada "startup digital" di sektor perikanan
Jumat, 6 Oktober 2023 19:22 Wib
"Investor Meet and Awarding Night" pungkasi Program "Hetero for Startup Season 3"
Sabtu, 19 Agustus 2023 7:42 Wib
Mahasiswi Unsoed raih Juara 1 Export Startup Matchup Competition 2023
Minggu, 13 Agustus 2023 15:26 Wib
Pemerintah bangun ekosistem yang dukung perkembangan startup
Jumat, 11 Agustus 2023 15:57 Wib
Kompetisi bisnis hetero for startup, jaring 35 wirausaha rintisan
Senin, 29 Mei 2023 22:38 Wib
"Hetero for Startup" target jaring 2.000 tim
Rabu, 22 Februari 2023 9:54 Wib
Ganjar Pranowo dorong usaha rintisan di Jateng mampu bersaing
Senin, 28 Maret 2022 14:10 Wib
Erick Thohir siapkan pendanaan bagi "startup" di tiga BUMN
Sabtu, 23 Oktober 2021 12:12 Wib