Warga: Pergelaran Banyumas Extravaganza 2017 Mengecewakan
Purwokerto, ANTARA JATENG - Sejumlah warga Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, maupun pengunjung dari luar kota mengaku kecewa terhadap pergelaran Banyumas Extravaganza 2017 karena terkesan semrawut sehingga tidak bisa dinikmati oleh masyarakat.
"Kalau seperti itu, bagaimana kami bisa menikmati pergelaran Banyumas Extravaganza 2017," kata Mardi, warga yang menyaksikan iring-iringan peserta Banyumas Extravaganza 2017 di Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu.
Menurut dia, penyelenggaraan "Banyumas Extravaganza 2017" kurang profesional karena ruang gerak peserta terganggu oleh kerumunan warga yang menyaksikan hingga ke tengah jalan.
Setiap beberapa meter, kata dia, seharusnya ada polisi atau personel Satuan Polisi Pamong Praja yang jaga sehingga penonton tidak merangsek ke tengah jalan.
"Kalau perlu, pasang barikade untuk membatasi penonton agar tidak merangsek ke tengah jalan untuk berfoto setiap kali ada barisan peserta yang berhenti," katanya.
Warga lainnya, Anto, mengatakan bahwa keberadaan pedagang makanan dan minuman di sepanjang jalan yang dilalui pergelaran Banyumas Extravanganza 2017 juga kurang tertata.
"Bahkan, di beberapa titik, begitu penonton maju ke depan (tengah jalan, red.), sejumlah pedagang langsung menempatkan dagangannya di belakang penonton. Padahal, pedagang lainnya berjualan di tepi-tepi jalan," katanya.
Menurut dia, kondisi tersebut mengakibatkan pergelaran Banyumas Extravaganza 2017 terkesan semrawut.
Pengunjung dari Cilacap Umar mengaku kecewa karena pergelaran Banyumas Extravaganza 2017 tidak seperti yang dia bayangkan.
"Saya kira, pergelaran ini benar-benar dapat menjadi ajang promosi pariwisata dan budaya. Namun, ternyata tidak bisa dinikmati oleh kami yang datang dari Cilacap, mungkin juga wisatawan lainnya yang sedang berwisata di Purwokerto," katanya.
Ia mengatakan bahwa panitia seharusnya membuat batas area penonton sehingga tidak sampai menutup jalan yang dilalui peserta Banyumas Extravaganza 2017.
Selain itu, kata dia, jadwal pelaksanaan Banyumas Extravaganza yang merupakan agenda tahunan juga berubah-ubah sehingga wisatawan akan kesulitan untuk mengikutinya.
"Seharusnya kalau sudah ditetapkan sebagai agenda tahunan, jadwalnya, ya, harus dipatenkan. Kalau bulan Agustus, ya, tetap bulan Agustus, jangan berubah-ubah, tahun kemarin bulan apa, sekarang Agustus, tahun depan berubah lagi," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas Asis Kusumandani mengatakan bahwsa pihaknya akan mengevaluasi jadwal penyelenggaraan Banyumas Extravaganza yang merupakan agenda tahunan itu.
Dengan demikian, kata dia, wisatawan yang ingin menyaksikan pergelaran itu tidak akan kebingungan karena jadwalnya sudah pasti.
Terkait dengan kesan semrawut di jalur yang dilalui peserta Banyumas Extravaganza 2017, dia mengakui jika area penonton dengan jalur peserta tidak dibatasi.
Menurut dia, hal itu disebabkan banyak warga yang ingin menyapa dan bersalaman dengan Bupati Banyumas Achmad Husein beserta istri dan Wakil Bupati Banyumas Budhi Setiawan beserta istri yang ikut dalam kegiatan tersebut.
"Mereka antusias sekali untuk bertemu, bersalaman, dan berfoto dengan Pak Bupati. Akan tetapi, kalau di lokasi defile, kami batasi," katanya.
Dari pantauan Antara, kerumunan penonton yang menyaksikan pergelaran Banyumas Extravaganza 2017 meluber hingga ke tengah badan jalan sehingga perjalanan peserta menjadi tersendat.
Bahkan, beberapa saat setelah rombongan Bupati dan Wakil Bupati Banyumas melewati ruas Jalan Jenderal Soedirman depan RRI Purwokerto, sejumlah mobil dan sepeda motor menerobos masuk jalur Banyumas Extravaganza 2017 melalui sebuah jalan kecil.
"Kalau seperti itu, bagaimana kami bisa menikmati pergelaran Banyumas Extravaganza 2017," kata Mardi, warga yang menyaksikan iring-iringan peserta Banyumas Extravaganza 2017 di Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu.
Menurut dia, penyelenggaraan "Banyumas Extravaganza 2017" kurang profesional karena ruang gerak peserta terganggu oleh kerumunan warga yang menyaksikan hingga ke tengah jalan.
Setiap beberapa meter, kata dia, seharusnya ada polisi atau personel Satuan Polisi Pamong Praja yang jaga sehingga penonton tidak merangsek ke tengah jalan.
"Kalau perlu, pasang barikade untuk membatasi penonton agar tidak merangsek ke tengah jalan untuk berfoto setiap kali ada barisan peserta yang berhenti," katanya.
Warga lainnya, Anto, mengatakan bahwa keberadaan pedagang makanan dan minuman di sepanjang jalan yang dilalui pergelaran Banyumas Extravanganza 2017 juga kurang tertata.
"Bahkan, di beberapa titik, begitu penonton maju ke depan (tengah jalan, red.), sejumlah pedagang langsung menempatkan dagangannya di belakang penonton. Padahal, pedagang lainnya berjualan di tepi-tepi jalan," katanya.
Menurut dia, kondisi tersebut mengakibatkan pergelaran Banyumas Extravaganza 2017 terkesan semrawut.
Pengunjung dari Cilacap Umar mengaku kecewa karena pergelaran Banyumas Extravaganza 2017 tidak seperti yang dia bayangkan.
"Saya kira, pergelaran ini benar-benar dapat menjadi ajang promosi pariwisata dan budaya. Namun, ternyata tidak bisa dinikmati oleh kami yang datang dari Cilacap, mungkin juga wisatawan lainnya yang sedang berwisata di Purwokerto," katanya.
Ia mengatakan bahwa panitia seharusnya membuat batas area penonton sehingga tidak sampai menutup jalan yang dilalui peserta Banyumas Extravaganza 2017.
Selain itu, kata dia, jadwal pelaksanaan Banyumas Extravaganza yang merupakan agenda tahunan juga berubah-ubah sehingga wisatawan akan kesulitan untuk mengikutinya.
"Seharusnya kalau sudah ditetapkan sebagai agenda tahunan, jadwalnya, ya, harus dipatenkan. Kalau bulan Agustus, ya, tetap bulan Agustus, jangan berubah-ubah, tahun kemarin bulan apa, sekarang Agustus, tahun depan berubah lagi," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas Asis Kusumandani mengatakan bahwsa pihaknya akan mengevaluasi jadwal penyelenggaraan Banyumas Extravaganza yang merupakan agenda tahunan itu.
Dengan demikian, kata dia, wisatawan yang ingin menyaksikan pergelaran itu tidak akan kebingungan karena jadwalnya sudah pasti.
Terkait dengan kesan semrawut di jalur yang dilalui peserta Banyumas Extravaganza 2017, dia mengakui jika area penonton dengan jalur peserta tidak dibatasi.
Menurut dia, hal itu disebabkan banyak warga yang ingin menyapa dan bersalaman dengan Bupati Banyumas Achmad Husein beserta istri dan Wakil Bupati Banyumas Budhi Setiawan beserta istri yang ikut dalam kegiatan tersebut.
"Mereka antusias sekali untuk bertemu, bersalaman, dan berfoto dengan Pak Bupati. Akan tetapi, kalau di lokasi defile, kami batasi," katanya.
Dari pantauan Antara, kerumunan penonton yang menyaksikan pergelaran Banyumas Extravaganza 2017 meluber hingga ke tengah badan jalan sehingga perjalanan peserta menjadi tersendat.
Bahkan, beberapa saat setelah rombongan Bupati dan Wakil Bupati Banyumas melewati ruas Jalan Jenderal Soedirman depan RRI Purwokerto, sejumlah mobil dan sepeda motor menerobos masuk jalur Banyumas Extravaganza 2017 melalui sebuah jalan kecil.