Semarang, ANTARA JATENG - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengandalkan empat gebrakan untuk mengatasi kekumuhan yang masih terdapat di beberapa lokasi, termasuk perkampungan.
"Berdasarkan data pada 2012, Kota Semarang masuk dalam 10 kota dengan kawasan kumuh terbesar di Indonesia. Daerah yang kumuh tercatat seluas 40 hektare," katanya di Semarang, Jawa Tengah, Rabu.
Namun, Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi bertekad untuk terus melakukan pembenahan wilayah untuk mengatasi kekumuhan dengan berbagai inovasi dan gebrakan dengan melibatkan banyak pihak.
Pertama, yakni program arsitek masuk kampung yang merupakan hasil kerja saama Pemerintah Kota Semarang dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Tengah untuk menata ulang permukiman.
Pada Desember 2016, orang nomor satu di Kota Semarang itu resmi menanda tangani nota kesepahaman (MoU) dengan IAI Jateng untuk menempatkan dua arsitek di setiap kecamatan di Kota Atlas.
"Program kedua, yakni kampung tematik. Saat ini, sudah ada 32 titik, mulai Kampung Tematik Seni, Kampung Jawi, Kampung Batik, hingga Kampung Bandeng sesuai dengan potensi lingkungan setempat," katanya.
Diakuinya, program kampung tematik mampu mengubah citra kawasan perkampungan yang semula kumuh menjadi daya tarik wisata sehingga tahun ini akan ditambah 100 titik kampung tematik.
Gebrakan ketiga, kata dia, revitalisasi pasar tradisional sejalan dengan amanah pemerintah pusat sehingga masyarakat akan semakin tertarik untuk berbelanja di pasar tradisional.
"Yang sudah direvitalisasi, antara lain Pasar Bulu, Pasar Kembang Kalisari, dan Pasar Peterongan. Masyarakat tidak hanya datang untuk berbelanja, namun sekaligus berwisata," katanya.
Selain itu, program kampung pelangi dengan mengecat rumah-rumah warga di Wonosari, persis di belakang Pasar Kembang Kalisari dengan berwarna-warni juga menjadi salah satu programnya.
Konsep kampung pelangi, diakui Hendi, terinspirasi dari perkampungan serupa yang ada di Rio de Janeiro, Brazil, yang sudah diterapkan pula di daerah Malang dan Yogyakarta.
"Ya, ini semua tidak bisa berjalan tanpa peran serta masyarakat. Kami bersyukur semakin ke sini masyarakat semakin menunjukkan rasa bangga dan cintanya terhadap Kota Semarang," katanya.