Hikmahanto: Indonesia harus Sesuaikan Kebijakan Presiden baru AS
Jakarta Antara Jateng - Guru besar hukum internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengatakan, Indonesia harus menyesuaikan kebijakan-kebijakan dari presiden baru Amerika Serikat agar hubungan kedua negara bertambah erat dan saling menguntungkan.
"Siapapun yang akan keluar sebagai pemenang dalam Pemilu Amerika Serikat, apakah Hillary Clinton atau Donald Trump, maka bagi Indonesia harus menghormati hasil itu, dan bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintahan baru," ujar Juwana, di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, penentuan presiden adalah hak rakyat dan kedaulatan Amerika Serikat.
Namun demikian, kebijakan luar negeri Amerika Serikat diharapkan tidak banyak berubah dari sebelumnya mengingat birokrasi Amerika Serikat akan memastikan konsistensi kebijakan.
"Hanya memang bila Donald Trump terpilih maka pemerintah AS memiliki beban tugas ekstra yaitu meyakinkan bahwa Amerika Serikat di bawah Donald Trump tidak seperti apa yang dikampanyekan Trump, seperti islamfobia dan isu imigran," ujar dia.
Berdasarkan laporan ANTARA dari New York, ribuan warga Amerika Serikat yang berkumpul di pusat bisnis dan ruas jalan di Time Square, masih menunggu hasil penghitungan cepat pemungutan suara pemilihan presiden ke-45 Amerika Serikat.
Mereka menunggu hasil penghitungan cepat melalui layar-layar besar yang menampilkan hasil sementara penghitungan cepat.
Hasil sementara penghitungan cepat popular votes calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik untuk sementara unggul enam persen dari lawannya, calon president Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
"Siapapun yang akan keluar sebagai pemenang dalam Pemilu Amerika Serikat, apakah Hillary Clinton atau Donald Trump, maka bagi Indonesia harus menghormati hasil itu, dan bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintahan baru," ujar Juwana, di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, penentuan presiden adalah hak rakyat dan kedaulatan Amerika Serikat.
Namun demikian, kebijakan luar negeri Amerika Serikat diharapkan tidak banyak berubah dari sebelumnya mengingat birokrasi Amerika Serikat akan memastikan konsistensi kebijakan.
"Hanya memang bila Donald Trump terpilih maka pemerintah AS memiliki beban tugas ekstra yaitu meyakinkan bahwa Amerika Serikat di bawah Donald Trump tidak seperti apa yang dikampanyekan Trump, seperti islamfobia dan isu imigran," ujar dia.
Berdasarkan laporan ANTARA dari New York, ribuan warga Amerika Serikat yang berkumpul di pusat bisnis dan ruas jalan di Time Square, masih menunggu hasil penghitungan cepat pemungutan suara pemilihan presiden ke-45 Amerika Serikat.
Mereka menunggu hasil penghitungan cepat melalui layar-layar besar yang menampilkan hasil sementara penghitungan cepat.
Hasil sementara penghitungan cepat popular votes calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik untuk sementara unggul enam persen dari lawannya, calon president Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.